MEDAN – Aksi bunuh diri pasien positif Covid-19 yang terjun dari lantai 12 Rumah Sakit Royal Prima, Rabu (5/8/2020) kemarin harusnya menjadi catatan penting pemerintah. Kenapa bisa ruang isolasi pasien Covid-19 kebobolan.
Lantas menurut Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, kelayakan rumahsakit yang berlokasi di Jalan Ayahanda Kota Medan itu sebagai rumahsakit rujukan pasien positif Covid-19 harusnya dievaluasi.
Hal itu diungkapkan Ketua Pansus Covid-19 DPRD Medan, Robi Barus. Menurutnya, sebuah keanehan yang tidak boleh dinafikan menyikapi kejadian bunuh diri kemarin di RS Royal Prima.
“Kayaknya ruang isolasinya tidak sesuai itu, kalau sesuai standar pintu jendela mana bisa dibuka. Standar ruang isolasi itu harus tertutup rapat, tidak ada celah,” ujar Robi kepada orbitdigitaldaily.com, Kamis (6/8/2020).
Menurutnya, manajemen RS Royal Prima harus membenahi ruang isolasi pasien Covid-19. “Jadi itu sudah tidak memenuhi standar, harus dibenahi ruang isolasi itu. Masa bisa pasien keluar melompat begitu,” tambah Ketua BKD DPRD Medan ini.
Bila perlu, Robi mengimbau agar Gugus Tugas mengevaluasi soal RS Royal Prima sebagai rumahsakit rujukan Covid-19.
“Ya kalau tidak ada perubahan, tak usah lagi RS Royal Prima dijadikan rujukan pasien Covid-19,” tegas Robi.
“Dan lebih bagus tidak usah lagi, lah jadi RS rujukan pasien Covid-19. Kasihan, pasien lain. Setelah kejadian ini pasti tekanan psikologis ke pasien Covid-19 bakal lebih tinggi,” Pungkas Robi.
Seperti diketahui, seorang pasien dengan konfirmasi positif Covid-19 melakukan aksi bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 12 di Rumah Sakit Royal Prima, Medan, Rabu. Akibatnya, korban pun tewas dengan kondisi yang cukup mengenaskan.
RS Royal Prima merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid-19, di mana salah satunya pasiennya Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, yang hingga kini masih menjalani perawatan. (Diva Suwanda)
