Aceh  

Kisah Fariati, Tulang Punggung Keluarga yang Berpenghasilan Rp35 per Hari

Fariati (41) bersama suami Nazar Sastra Y (48) di rumahnya yang sudah reot di Gampong Geulima Jaya Susoh. ORBIT/Only

Abdya-ORBIT: Banyak hal tidak diketahui bagaimana seorang ibu mempertahankan keberlangsungan hidup keluarga di tengah himpitan ekonomi yang memprihatinkan.

Seperti yang dialami Fariati ibu dua anak warga Gampong Geulima Jaya, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Perempuan 41 tahun itu kini menjadi tulang punggung keluarganya setelah suaminya, Nazar Sastra Y (48) tertimpa sakit sejak beberapa tahun lalu.

Demi mencukupi kebutuhan hidup dan menyekolahkan kedua anaknya, Fariati terpaksa berjualan kelontong. Dari hasil dagangannya, dirinya hanya mampu meraup keuntungan Rp20-35 ribu per hari.

“Sebelum berangkat, saya harus mengurus suami dan anak-anak dulu. Kadang-kadang saya tidak sempat berjualan,” tutur Fariati, saat berbincang dengan Orbitdigitaldaily.com, akhir pekanlalu.

Nova Mauliza (19) dan Nurul Hikmatun Nisa (12), keduanya merupakan putri kandung mereka. Kini Nova sedang menempuh pendidikan di Universitas Teuku Umar Aceh Barat. Ia dapat melanjutkan sekolah ke tingkat tinggi karena mendapatkan biaya siswa bidik misi.

Sedangkan Nisa, lanjutnya, baru kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Tunas Nusa Abdya.

“Nisa itu kita yang biayai sekolahnya. Kalau Nova kita hanya menanggu kebutuhan sehari-hari. Kadang juga dibantu biaya oleh sanak saudara. Kalau kita bilang cukup, ya tak cukup, apalagi dengan pendapatan Rp35 ribu per hari,” tuturnya.

Dikatakannya, kalau suaminya sudah belasan tahun menderita penyakit darah manis dan gangguan jantung. Sampai dengan sekarang ayah dua anak tersebut masih aktif berobat selama dua minggu sekali RS terdekat.

“Dulu suaminya pernah dicoba untuk berobat di rumah sakit Banda Aceh, karena kekurangan biaya, kita terpaksa merawat bapak di rumah,” katanya.

Fariati mengakui, kalau suaminya sudah setahun lebih tidak bisa kemana-mana apa lagi untuk mencari nafkah.

“Bapak sudah tidak bisa kemana-mana lagi karena terserang penyakit saraf,” imbuh si ibu .

Lebih lanjut, Fariati mengatakan dulu pemerintah pernah menjanjikan ia rumah bantuan melalui Baitul Mal Abdya. Namun sampai sekarang belum kunjung direalisasi.

Selain itu, kata dia, baru-baru ini ada pihak Dinas Sosial yang memberi tongkat untuk suaminya, dan berjanji akan menyampaikan perihal ini kepada pimpinan daerah Abdya.

Pada kesempatan itu Keuchik Miswar mengatakan, Fariati layak mendapat rumah bantuan. “Dulu pernah saya foto rumah Fariati dan saya kirim ke Whatsapp orang nomor dua di Kabupaten Abdya,namun sampai sekarang belum disahuti,” akui Miswar.

Ia berharap, pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk serius menanggapi warganya yang sangat memperihatinkan itu.

“Kita berharap pemerintah serius membantunya. kasihan rumahnya sudah reot seperti itu, suami dia pun sakit-sakitan,” sebut Keuchik gampong Geulima Jaya Miswar.

Kepala Baitul Mal Abdya Wahyudi Satria, melalui ponselnya berjanji akan melakukan kroscek daftar penerima bantuannya. On-07