Aceh  

Kurun 4 Tahun, Wisatawan ke Pulau Banyak Meningkat 30 Persen

Terlihat padat dan sesak penumpang, diruang barang-barang dan kendaraan juga ramai penumpang. (orbitdigitaldaily.com/Saleh)

ACEH SINGKIL – Pulau Banyak sebagai salahsatu objek wisata andalan Provinsi Aceh terus mengalami peningkatan pengunjung.

Diperkirakan, wisatawan mancanegara maupun lokal ke Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tak tanggung mencapai 30 persen dalam kurun empat tahun terakhir.

Peningkatan signifikan para wisatawan yang mengincar taman surga panorama alam laut dan gugusan 86 pulau-pulau, di Pulau Banyak ini, mulai melonjak setelah promosi nyata bersama.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Aceh Singkil Satiman, belum lama ini mengatakan, perkembangan wisata di Kepulauan Banyak semakin mendunia.

“Masyarakat setempat jangan lalai, manfaatkan sarana dan prasarana dalam pelayanan terhadap wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara khususnya masyarakat setempat,” ujar pegiat Sumatera Travel Tour itu.

Menurutnya, peningkatan wisatawan setiap tahun semakin membludak. Kepada masyarakat pengelola jasa, seperti penginapan, rumah-rumah makan, angkutan kapal dan mobil harus welcome atau ramah tamah kepada pengunjung.

Diperkirakan melalui jasa transportasi, Sumatera Tour Travel yang dikelolanya, ada seratusan lebih pengunjung eropa tujuh bulan terakhir.

Belum lagi pengunjung yang masuk lewat Medan Sumut maupun jasa travel lainnya. Karena pada masa itu merupakan waktu liburan orang Eropa, yakni liburan musim gugur, musim salju dan tahun baru.

“Untuk tahun ini para wisatawan banyak dari Benua Eropa, didominasi warga negara Jerman,” ujarnya.

Sehingga akhir tahun atau menjelang tahun baru 2020 hotel-hotel dan di Pulau Banyak penuh.

Destinasi wisata gugusan Kepulauan Banyak Aceh Singkil ini semakin diandalkan. Apalagi tersedianya sarana transportasi kapal cepat KM Thailana yang menjadi nilai jual bagi wisatawan dan lebih bergairah ingin mengunjungi surga dunia di pelosok Aceh itu.

Belum lagi, Wisata Rawa Singkil atau Lae Trub yang memiliki nilai jual seperti Hutan Amazone. Namun belum bisa dipastikan perkiraan jumlah pengunjung yang akan merambah kawasan hutan perawan itu.

Masyarakat Diminta Sadar Wisata

Hendaknya, jika ingin mengunjungi Rawa Singkil ini, baiknya saat musim buah. Sebab saat itu lah, hewan-hewan liar akan bermunculan, keluar mencari makan. Seperti Orangutan, burung-burung langka. Namun Buaya Muara kerap muncul di lintasan perahu kawasan Rawa Singkil.

“Kalau saat musim buah masuk, pasti pengunjung puas, semua bisa dilihat,” ucap Satiman.

“Luas rawa Singkil diperkirakan mencapai 100 Hektare lebih, Subhanallah luasnya. Jadi saat musim buah pasti kawanan orang utan dan hewan liar lainnya ramai keluar dari sarangnya,” ucapnya.

Satiman berharap masyarakat sadar wisata dan bertekad ingin membangun perekonomian permanen mesti berusaha membangun cotage-cotage diluar kawasan konservasi.

Dia mengimbau masyarakat yang bermukim di aliran sungai saatnya merubah pola peningkatan ekonomi perlahan-lahan dalam memanfaatkan panorama wisata alam.

“Mari jadikan daerah kita menjadi basis wisata untuk membangun perekonomian, dengan tidak merusak ekosistem alam dan tetap berprinsip dalam norma-norma adab yang berlaku,” ujarnya.

Sementara itu salah satu pedagang di lokasi Pelabuhan, Ipan menyebutkan, penumpang kapal Fery menjelang libur Natal dan tahun baru membludak.

Sebab sejak sepekan terakhir Pelabuhan Singkil terus dipadati calon penumpang yang hendak menyeberang ke Gunung Sitoli Nias.Setiap kapal masuk, sejak pagi sudah terlihat antrian mobil dan sepeda motor serta ratusan penumpang diarea pelabuhan ferry.

Para penumpang ini mengaku lebih memilih menyeberang melalui Pelabuhan Singkil menuju Gunung Sitoli. Dari pada melalui jalur Pelabuhan Sibolga. Lantaran waktu dan jarak tempuh dari Pelabuhan Singkil lebih dekat dan biaya lebih ekonomis.

Sebagian besar para penumpang lokal berdatangan dari Aceh, Medan hingga Riau.

Membludaknya penumpang juga dirasakan para pedagang makanan disekitar pelabuhan. Pendapatan selama libur akhir tahun bisa mencapai tiga kali lipat dalam sepekan.

Namun sayangnya, sejumlah penumpang sempat mengeluh lantaran minimnya toilet umum dan tempat istirahat yang menjadi keluhan utama mereka.

Reporter: Saleh