Paus: Agama Tidak Membenarkan Kejahatan Perang

Paus Fransiskus tiba di halaman Expo di Nur-Sultan, Kazakhstan, untuk memimpin Misa Kudus, 14 September 2022.(REUTERS/Pavel Mikheyev).

Menyinggung secara tidak langsung invasi Rusia ke Ukraina, Paus Fransiskus mengatakan kepada para pemimpin Gereja Ortodoks Rusia dan para pemimpin agama lainnya pada hari Rabu (14/9) bahwa agama tidak boleh digunakan untuk membenarkan “kejahatan” perang dan bahwa “Tuhan tidak boleh disandera oleh manusia yang haus akan kekuasaan.”

Fransiskus membuka konferensi lintas agama di bekas republik Soviet di Kazakhstan dengan mengajak para delegasi untuk bersatu dalam mengutuk perang dan pembenaran agama untuk itu.

Ia mengutip seorang penyair Kazakhstan yang mengatakan bahwa “Dia yang membiarkan kejahatan dan tidak menentangnya tidak dapat dianggap sebagai seorang penganut agama sejati. Ia adalah orang yang beriman setengah hati.”

Di antara 80 imam, patriark, rabi dan mufti adalah Metropolitan Anthony, yang bertanggung jawab atas hubungan luar negeri untuk Gereja Ortodoks Rusia, yang dengan tegas mendukung invasi Rusia. Bosnya, Patriak Kirill, seharusnya berpartisipasi dalam kongres itu tetapi membatalkannya bulan lalu.

Kirill mendukung invasi Rusia atas dasar spiritual dan ideologis, dan menyebutnya sebagai pertempuran “metafisik” dengan Barat. Ia memberkati pasukan Rusia yang berperang dan memunculkan gagasan bahwa orang-orang Rusia dan Ukraina sebetulnya bangsa yang sama.