Disebutkannya, Harimau kembali ke hutan Desa Meranti Timur setelah beraksi pada malam hari di kampung warga. Sedangkan jumlah harimau masih dianalisa pihak BKSDA Sumut. “Biasanya hewan liar cenderung masuk ke perkampungan, kemungkinan karena lapar dan sudah lemah (tua, cacat atau sakit). Kondisi semacam itu, harusnya Balai Besar KSDA Sumut melakukan antisipasi jauh sebelumnya, agar ternak-ternak warga sekitar hutan tersebut aman,”ujarnya.
Berdasarkan informasi dari Kabid Teknis Bala Besar KSDA Sumut Ir.Irzal Azhar MSi, lanjut Sugianto Makmur, BKSDA Sumut sudah melakukan segala upaya bersama stakeholders, antara lain penghalauan, pemasangan kandang jebak, pemasangan camera trap, penyuluhan agar masyarakat mengkandangkan ternaknya dan lainnya. Koordinasi dengan Sekda Langkat juga telah dilakukan, serta akan koordinasi dengan pihak Kecamatan Bahorok dan Dinas peternakan setempat.
Karena itu, kata anggota Komisi B DPRD Sumut ini, perangkat desa atau camat setempat agar memerintahkan masyarakatnya tidak melepas ternaknya dan harus dikandangkan. Banyaknya ternak yang dilepas, menarik minat Harimau Sumatera yang masih anak-an atau remaja sedang berlatih berburu untuk menerkam, juga memancing Harimau keluar dari habitatnya berbatasan dengan tempat penggembalaan hewan. “Ada beberapa kemungkinan, Harimau keluar dari hutan, karena habitatnya menyempit, mangsanya berkurang seperti babi hutan dan lainnya, juga disebabkan maraknya perburuan,” ungkapnya.