MADINA l Awal Juni 2024, bertempat di Desa Muara Mais, dalam acara Festival Permainan Leluhur dan Pemberian Makanan Tambahan kepada Anak-anak dan Balita se-Kecamatan Tambangan, Atika Azmi Utammi Nasution memulai kampanye pembatasan ponsel pada anak.
Atika, saat itu belum cuti sebagai wakil bupati, menyampaikan keresahannya terhadap maraknya judi daring (judi online), pornografi, dan peredaran narkoba yang sudah menyentuh kalangan anak-anak dan remaja. Dia meminta para orang tua untuk lebih mewawas aplikasi yang terinstal pada ponsel yang dipegang anak.
Dalam kesempatan itu, Atika mengingatkan bahwa permainan judi daring hanya akan menguntungkan bandar. Para pelaku hanya kebagian kemenangan kecil sementara kekalahan bisa bebera kali lipat dari yang didapatkan. “Dapat 100 ribu, hilang 200 ribu, menang 300 ribu, kalah 500 ribu,” katanya saat itu.
Setelah gong festival ditabuh, Atika kian masif menyampaikan pesan-pesan perlindungan anak dari judi daring, narkoba, dan pornografi. Hampir di setiap kesempatan, saat menyampaikan sambutan, pesan itu diulang-ulang calon wakil bupati nomor 2 tersebut.
Salah satunya di tengah acara Peringatan Hari Anak Nasional medio Agustus 2024. Seperti biasa, Atika mengawali pesan itu dengan meminta orang tua membatasi anak dari penggunaan ponsel berlebihan. Sebab, anak-anak belum bisa memilah dan memilih informasi yang ada di internet.
Bahkan dia meminta para orang tua mengaktifkan mode anak pada ponsel. “Ini berfungsi untuk memfilter apa yang akan dilihat anak karena kadang ada selingan di media sosial atau YouTube yang tidak layak ditonton anak-anak,” pesannya saat itu.
Pada bulan yang sama ketika menghadiri acara perayaan HUT RI di Kecamatan Tambagan, dia kembali mengulang pesan serupa. Saat itu, dia meminta peran aktif tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi maupun pengawasan judi daring.
Menurutnya, dalam hal kerusakan, judi daring tak kalah dari narkoba. “Sudah banyak contoh kasus. Terakhir saya baca berita ada anak menganiaya ibu kandungnya karena modal untuk main judi online. Tidak ada satu pun hal baik dari narkoba maupun judi online,” tuturnya.
Pengulangan pesan itu terjadi dalam banyak kesempatan. Dia juga secara eksplisit menyampaikan keresahan terhadap hal-hal yang mulai menjerat anak di bawah umur itu. “Melenceng sedikit bapak-ibu, saya minta mari sama-sama kita awasi anak-anak dari judi online dan narkoba,” sebutnya dalam acara Maulidirrasul di Kotasiantar baru-baru ini.
Repetisi pesan itu menunjukkan kekhawatirannya pada masa depan anak-anak di kabupaten ini. Tidak ada pejabat atau tokoh lain di Bumi Gordang Sambilan yang menunjukkan kepedulian dan konsistensi serupa dengan Atika. Nalurinya, sebagai perempuan, untuk menciptakan generasi yang baik benar-benar terlihat.
Selain penggunaan ponsel berlebihan, ancaman pornorgrafi, judi daring, dan narkoba, hal lain yang terlihat sebagai prioritas Atika adalah kesehatan anak. Itu terlihat dalam banyak kesempatan.
Dia beberapa kali terdengar menyampaikan pesan agar orang tua lebih menjaga makanan anak. Sebab, di masa kini banyak anak yang mengalami gagal ginjal karena pengaruh makanan tidak sehat.
Tak heran, saat festival permainan leluhur di Kecamatan Tambangan dibuka pada Juni lalu, dia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi. Untuk itu, dia pun mendorong setiap desa yang belum memiliki alaman bolak (lapangan) agar segera diupayakan.
Atika menilai anak-anak mungkin berpikir hanya menikmati permainan, tapi esensinya mereka belajar banyak hal. “Orang tua harus mendukung program ini sehingga tidak hanya menjadi sebatas seremonial,” pungkas calon wakil bupati yang berpasangan dengan Saipullah Nasution ini.
Reporter : Sulaiman Nasution