Berbiaya Rp567 juta, Bangunan Jambur di Desa Ndokum Siroga Pakai Kayu Bekas?

Bangunan jambur yang masih dalam tahap pembangunan disoal warga setempat lantaran menggunakan kayu bekas. (orbitdigitaldaily.com/David)

KARO – Pembangunan Jambur (Bangunan serba guna khas masyarakat suku Karo) di Dusun Ujung Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpangempat, Kabupaten Karo, disoal warga setempat.

Pasalnya, bangunan yang dikerjakan menggunakan Dana Desa (DD) tahun anggaran (TA) 2019 sebesar Rp 567.133.900.-, itu, diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), jauh dari standar kwalitas yang diharapkan.

Puluhan warga pun akhirnya mendatangi lokasi pembangunan, untuk mempertanyakan konstruksi bangunan Jambur yang masih dalam tahap pengerjaan itu.

Keterangan dihimpun di lokasi Senin (4/11/2019) siang, bangunan Jambur tersebut sangat diragukan daya tahannya.

Hal itu menurut warga, terlihat dari sejumlah kayu yang digunakan untuk tiang penyangga atap, merupakan kayu yang sudah lapuk (Kayu bekas pakai).

Bukan itu saja, konstruksi bangunan pun disebut tidak rata dan tidak sesuai.

Pemasangan kayu penyangga atap terlihat miring dan banyak sambungan. Ditakutkan, pada saat hujan dan angin kencangĀ  kayu tersebut akan roboh dan menimpa warga yang tengah berada di dalam Jambur.

“Kita ini masyarakat memang bodoh, tapi janganlah dibodoh-bodohi. Masa dengan anggaran setengah miliar, bangunannya kayak gitu. Itu kayunya tengoklah, lapuk, banyak sambungan. Kalau angin kencang sama hujan datang, bisa patah itu terus nimpa orang yang dibawahnya, gimana?” ujar Datang Karo-karo (50), salah satu warga setempat kepada orbitdigitaldaily.com.

Selain itu katanya, dirinya juga sangat menyesalkan bahwa pembangunan Jambur/Losd Ujung ini tidak melibatkan warga dalam pengerjaan pembangunannya.

“Ini swakelola desa, tapi kenapa warga di sini tidak ikut di dalam pengerjaannya. Ini yang kami takutkan kalau orang luar yang bangun, asal-asal aja. Kalau kami ikut, kan pasti kami buat bagus, karena jambur ini kepentingan kami semua di dalamnya, untuk pesta, musyawarah, dan jika ada yang meninggal,” tambahnya.

Sementara, pihak pemborong yang sempat dikonfirmasi di lokasi mengaku, hanya sebatas mengerjakan saja. Untuk pembelian bahan dan lainnya, langsung ditangani oleh Plt Kepala Desa Ndokum Siroga yang juga merangkap sebagai staf di kantor Kecamatan Simpangempat.

Reporter: David