BATUBARA – Terkait pemasangan ornamen pada bagian kantor Mapolres Batubara yang dinilai terlalu menonjolkan corak ‘gorga’, Kapolres Batubara AKBP Robinson Simatupang, SH,M.Hum meminta maaf kepada masyarakat Melayu Batubara.
Pernyataan maaf tersebut disampaikan Kapolres Batubara dalam wawancara sejumlah media usai pertemuan tertutup dengan pengurus Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kab Batubara, kemarin.
Dalam pertemuan tersebut antara Ketua PD MABMI batubara OK Zainal Alwi, S.Pd dengan Kapolres Batubara dihadiri pengurus MABMI lainnya, Wakapolres Batubara Kompol Herwansyah, SH, Kasat Intel AKP Rommy G Manik dan sejumlah tokoh muda setempat.
“Saya mohon maaf kepada masyarakat Melayu Batubara atas pemasangan ornamen ‘gorga’ dibagian kantor Mapolres yang baru dibangun. Bukan bermaksud merendahkan adat dan budaya lokal, ini hanya kurangnya kordinasi. Namun intinya pemasangan ornamen tersebut adalah bentuk kebhinekaan,” ucap Robin Simatupang.
Kapolres menjelaskan, pada kantor tersebut tidak hanya memasang ornamen ‘gorga’ akan tetapi ornamen Melayu dan Jawa juga disertakan. Bahkan ornamen Melayu justru lebih teratas. “Itu artinya adat Melayu menjadi payung adat-adat lain di Batubara. Itu wujud persatuan dan kesatuan”, jelas Kapolres.
“Tidak ada pengurangan dari ornamen ‘gorga’ yang telah terpasang tapi nanti ornamen Melayu akan kita tambahkan dibagian depan kantor, soal motif itu akan disesuaikan dengan usulan pengurus MABMI. Kalau soal pemasangan ornamen ‘gorga’ itu sudah sesuai spek,”sebutnya.
Kapolres juga berjanji akan membangun ornamen melayu batubara di setiap polsek – polsek yang ada dijajaran Polres Batubara.
“Sebelum saya meninggalkan polres batubara saya akan membangun ornamen ciri khas melayu disetiap polsek – polsek yang ada, sebagai bentuk cinta saya dengan tanah melayu batubara”, pungkas Robin.
Sementara Ketua PD MABMI Zainal Alwi, SPd mengaku dapat memahami maksud pemasangan ornamen pada bagian kantor setelah dijelaskan oleh Kapolres.
“Kami dapat memahami, dan setelah pertemuan dengan Kapolres kami pulang membawa oleh-oleh,” sebutnya tanpa menunjukan kepada media oleh-oleh apa yang dibawanya.
Pantauan wartawan, pertemuan Kapolres dengan pengurus MABMI di aula Mapolres berlangsung mencapai tiga jam.
Pertemuan tampak usai setelah menjelang senja yang selanjutnya para pengurus MABMI didampingi Kapolres langsung meninjau bagian dalam bangunan Mapolres.
Tidak ‘seberingas’ isi surat protes yang dilayangan ke Kapoldasu tertanggal 27 Agustus 2019 lalu, dalam peninjauan pengurus MABMI tampak nyaris bak ‘konsultan’ proyek bahkan seolah-olah seperti tim pengawas pembangunan.
Gemuruh gelak tawa lantang terdengar padahal dibagian ruang kantor tidak terlihat pemasangan ornamen apapun.
Reporter: Saini