MEDAN | Jalan Arteri Ring Road Gagak Hitam merupakan jalan perkotaan kapasitas tinggi di Kota Medan. Namun tak jarang di sepanjang jalur trotoar berubah fungsi menjadi lahan parkir seolah resmi guna meraup keuntungan tersendiri bagi sekelompok tertentu. Cukup menggiurkan.
Hal itu diperparah lagi dengan kondisi tatanan ruang bangunan yang diduga tidak sesuai aturan atau sepadan jalan (roilen) sehingga berdampak pada minimnya fasilitas ruang publik bagi masyarakat pejalan kaki maupun jaminan keselamatan pengguna jalan lainnya.
Pantauan orbitdigitaldaily.com, Senin (15/3/2021) sekira pukul 16.30 WIB. Tak jauh dari lokasi gedung Manhattan sejumlah petugas parkir tanpa identitas melakukan kutipan bagi pengendara roda dua yang berada diatas trotoar maupun dibahu jalan.
Dengan karcis berlogo Pemko Medan, petugas langsung menyodorkan karcis retribusi parkir bagi setiap pengunjung yang selalu silih berganti dengan ketentuan roda dua dikutip senilai Rp 3.000/ unit kendaraan. Bisa kurang, bila ditawar.
Namun, sangat disayangkan peristiwa tersebut luput dari pantauan dari dinas terkait maupun para penegak hukum sebagai tumpuan masyarakat untuk bebas dari pungutan liar berkedok parkir di wilayah Kecamatan Medan Sunggal.
Contohnya, Kata Plh Kabid Parkir Dina Perhubungan Kota Medan Kesmedi Sianipar membantah bahwa karcis tersebut tidak benar karena tidak pernah Dishub mengeluarkan Karcis yang nominalnya pake tulis tangan.
Sementara Kabid Pajak Parmis BP2RD Surah Partahi Siahaan menegaskan karcis itu juga tidak benar karena dari nomor NPWD seharunya 11 digit sementara yang dikarcis 13 digit. selain itu BP2RD tidak pernah memungut retribusi melainkan pajak.
Hasil penelusuran wartawan dari petugas parkir tanpa menyebut namanya saat ditemui disekitaran gedung Manhattan menyebutkan bahwa mereka harus memberikan setoran bulanan ke dinas biar aman.
“Pimpinan yang menyetor sama oknum Dispenda Medan tiap bulan. Kami ada dua shift setiap hari untuk jaga parkir. Totalnya kami petugas parkir disekitaran ini mencapai 105 orang. lokasi parkir yang kami jaga mulai dari gedung City Walk hingga Manhattan dan sekitarnya,” ujar petugas parkir asal Tapsel.
Menurut petugas parkir tak ingin menyebut nama menuturkan pimpinan yang dimaksud adalah ketua ormas terbesar di Kota Medan berinisial AA.
“Pimpinan kami ketua ormas kalau tidak, mana bisa dapat lokasi parkir ini. Siapa yang tak kenal namanya AA di Kota Medan. Tapi saat ini jumlah pengunjung sudah berkurang tidak seperti sebelum pandemi Covid-19 masih bisa bawa pulang sekitar Rp 150.000/ hari. Cukuplah untuk sekedar kebutuhan anak dan istri,” terang petugas parkir.
Reporter : Toni Hutagalung