MEDAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan mengajak peran aktif atau keterlibatan kelompok pemuda milenial, dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat atau pemilih di Pilkada serentak terutama di Kota Medan pada tahun 2020.
“Salahsatu peran strategis pemuda milenial saat ini bagaimana memastikan dulu dia itu terdaftar dan kemudian memastikan dia sebagai pemilih,” kata Edy Suhartono dalam acara dialog mengenai ‘Budaya Demokrasi Peningkatan Partisipasi Pemuda di Era Pandemi Covid-19 dalam rangka pemilihan Walikota dam Wakil Walikota Medan 2020, Sabtu (3/10/2020) malam di Kedai Kopi Mas Rian, Jalan Titi Pahlawan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.
Edy mengakui potensi pemuda milenial ini sangat potensial, selain dia merupakan agen perubahan yang siap mengusung perubahan itu sendiri.
Oleh karena itu, pesan Edy, melalui pesta demokrasi di Pilkada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan tahun 2020 ini, kepedulian dan keingintahuan kelompok pemuda milenial harus segera direspon, melakukan keterlibatan relawan demokrasi juga di kelompok pemuda milenial saat ini untuk memanfaatkan sarana media sosial agar menyebar luaskan arti penting dari Pilkada ini.
“Kita (KPU Kota Medan) bersama pemuda milenial (relawan demokrasi) bertanggungjawab berkontribusi dalam rangka tingkatkan partisipasi pemilih ini,” serunya.
Terkait masih adanya kekhawatiran mereka dengan terbentuknya kerumunan orang disepanjang tahapan Pilkada mulai dari pendaftaran, kampanye hingga pada pencoblosan surat suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara), Edy memastikan melalui Peraturan KPU nomor 13 tahun 2020 telah mengatur berkenaan dengan standar protokol kesehatan.
“Kita pastikan, karena SOP Protokol Kesehatan seluruhnya diatur termasuk saat di TPS, akan diatur kunjungannya, jarak. Kita pastikan pemilih tak perlu khawatir berpotensi penyebaran covid-19,” paparnya.
Sementara dalam dialog tersebut, Ketua Masa Depan, Muhammad Reza Pahlevi Nasution menjelaskan bahwa bentuk budaya itu seperti yang dilakukan saat ini, melalui kebiasaan adaptasi baru. Namun terpenting bagaimana partisipasi di kelompok pemuda milenial di Pilkada ini.
“Ke depan kita sebagai agen perubahan, jadi harus ambil bagian, jangan apatis dengan politik, kita harus cari tahu konstelasi politik di Indonesia ini bagaimana. Protokol Kesehatannya diberlakukan sekarang ini di Pilkada adalah keputusan politik,” pungkas alumni mahasiswa antropologi USU ini.
Reporter: Amirul Tanjung