Medan  

Ternak Babi Diduga Terjangkit Virus ASF, Balai Veteriner Medan Tinjau Langsung ke Rumah Perternak

Balai Veteriner Medan menyemprotkan disinfectan di kandang ternak yang diduga terpapar penyakit ASF di Jalan Lembaga Pemasyarakatan, (orbitdigitaldaily.com/Iwan)

MEDAN | Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara melakukan peninjauan langsung ke rumah warga berternak babi di Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang terkait adanya aduan masyarakat ternaknya terserang penyakit yang diduga African Swine Fever (ASF), Kamis (30/1/2025).

Penyakit ASF sangat rentan menular pada hewan ternak seperti babi, juga dapat menyebabkan kematian hingga 100% pada hewan Babi. tidak menular ke manusia atau tidak bersifat zoonosis. 

Dalam hal ini para Peternak Babi di sukadono meminta Dinas terkait agar melakukan penyuluhan serta melakukan penyuntikan pada hewan ternak tersebut yang diduga virus ASF.

Heri Ginting ketua Gerakan Peternak Babi Indonesia (GPBI) mengatakan mendapat kabar dari seorang warga ternaknya terpapar yang diduga sementara Virus ASF. Ia lalu berkoordinasi ke Balai Veteriner Medan.

“Saya mendapat aduan dari Pak Nainggolan Warga yang ternak Babinya dicuragai atau diduga terpapar Virus ASF. Lalu saya berkoordinasi bersama pak Balai untuk melakukan sidak lapangan. Semoga esok atau lusa hasil sample darah sudah diketahui apa yang menyebabkan penyakit yang diderita ternak pak nainggolan ini,” ujarnya.

Ia juga menerangkan awal mula laporan masuk kepadanya terpaparnya ternak Babi yang diduga Virus ASF ini sejak tahun 2024 mulai Oktober hingga Desember sedangkan total kematiannya tidak diketahui.

“Saya sebagai Ketua GPBI masuknya laporan ke saya saat ini yang terpapar pada Bulan 10 tahun lalu 2024 ada di Pancurbatu sedangkan di kec. Namo Rambe di Bulan 11 lalu di bulan 12 kelurahan Simalingkar B dan Kwala Bekala. Untuk total matinya tidak tahu’ karena sudah ada yang dikubur. Dengan harapannya kepemerintah bagaimana solusinya agar virus ini tidak merebak,” terangnya.

Drh. Arif Hukmi Kepala Balai Veteriner (B-Vet) Medan menjelaskan turun kelapangan. Untuk mengambil sample karena adanya dugaan ASF Penyakit pada babi dan mengambil beberapa sample seperti darah dan lingkungan. Serta memberikan edukasi.

“Kita sengaja turun langsung kelapangan karena adanya dugaan ASF. Lebih dikenal penyakit pada Babi Lalu hari ini kita melakukan pengambilan sample di Sukadono. Bersama pak ginting, pak Trisno dan warga sukadono.kita mengambil sample Darah dan sample Lingkungan. Nah ini akan kita pastikan AFS apa bukan. Kerena penyakit Babi ini banyak juga seperti kolera yang hampir sama dengan ASF ini,” ujarnya.

Ia juga mengatakan memberikan edukasi kepada peternak bagaimana peternak yang baik sehingga bisa mencegah agar tidak tertular ASF.

“Ya kita juga nemberikan edukasi bagaimana menjadi peternak yang baik, sehingga kita bisa mencegah agar tidak tertular ASF. Salah satunya dengan meningkatakan keamanan dan kebersihan ternak tersebut. Atau menjaga lalulintas tempat yang disebut Orang Barang Hewan (OBH). Jadi lalulintas itu kita batasi betul betul jangan sembarang orang masuk dan juga kendaraan yang masuk. Sehingga lingkungan kita aman.

“Penyakit AFS itu tidak zoonosis atau tidak menular kemanusia jadi jangan takut dengan xiri ciri mati dengan waktu yang singkat speaifiknya demam tinggi dan tak mau makan dan mati tiba- tiba. Karena ada laporan mengatakan ternaknya sakit kita langsung ambil sample 5 ekor. Jadi karena vaksinnya belum ada jadi kita menggunakan OBH. Seperti penyemprotan disinvectan. Kita tidak berhenti disini dan terus melakukan koordinasi ke pak ginting untuk melkukan sosialisasi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) ke masyarakat,” pungkas Drh Arief.

Reporter : Iwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *