Waspada, Wabah “Hog Cholera” Menyerang Hampir 80 % Wilayah Silaen Tobasa

Salah satu Ciri ternak babi yang mengidap virus Hog Cholera, tubuh dipenuhi bintik merah

SILAEN – Sekitar 400 an ekor ternak babi milik warga Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir dalam satu bulan terakhir ini dilaporkan mati.

Hal itu diungkapkan Lilis Panjaitan, Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Silaen saat dihubungi pada Selasa (28/10/2019).

Diceritakannya, pada awalnya, tepatnya sebulan yang lalu, pihaknya mendapat laporan adanya ternak babi milik warga yang mengalami sakit yang akhirnya mati.

Mengetahui adanya ternak warga di Desa Sitorang tersebut mati, pihaknya langsung cek lapangan dan membuat dugaan sementara bahwa ternak tersebut mati disebabkan virus Hog Cholera.

Kejadian itu langsung dilaporkannya ke Dinas Peternakan dan Dinas Ketapang Kabupaten Toba Samosir. Tak lama berselang, pihak dinas peternakan pun turun cek lokasi.

Laporan terkait ternak babi yang mati semakin hari semakin bertambah jumlahnya yang akhirnya membuat petugas dari Balai Penyakit Hewan Provsu turun dan mengambil sampel darah ternak yang positif mengidap penyakit.

“Sampel Darah Ternak Babi yang positif mengidap penyakit Hog Cholera dari tiga desa diambil dan dibawa ke Medan untuk memastikan jenis penyakitnya. Namun hingga saat ini, hasil pemeriksaan itu belum kami ketahui,”

“Hingga saat ini, berdasarkan laporan yang kita terima, dari 23 desa di kecamatan, 18 desa sudah terkontaminasi, dimana laporan ternak warga yang mati sudah lebih 400 ekor, belum termasuk yang tidak dilaporkan. Wah sudah berapa ia?” ujar Lilis.

Saat ini, penanganan yang dilakukan hanya bagi ternak yang sehat saja, yakni dengan melakukan vaksinasi dan penyemprotan desinfektan. “Sedangkan bagi ternak yang sudah terjangki virus, tidak ada cara menyelamatkannya, hanya berdoa,” lirihnya.

Terpisah, menyikapi penyakit babi yang saat ini mewabah di Toba Samosir, khususnya di wilayah Silaen, Camat, Sedi Lumbanraja sampaikan himbauan kepada seluruh masyarakat agar selalu menjaga kebersihan kandang.

“Bila ada ternak yang mati, sebaiknya dikubur saja. Dan bila mengalami gejala sakit, segera lapor ke petugas penyuluh setempat,” pungkasnya.

Reporter :Bernard Tampubolon