MEDAN – Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (PW ISNU Sumut) sangat menyesalkan pernyataan Edi Rahmayadi menyebut Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Sumut seperti “pelacur”.
Hal ini ditegaskan Ketua PW ISNU Sumut, Dr H Nispul Khoiri, MAg, kepada orbitdigitaldaiky.com , Jumat (3/1/2020).
Menurutnya ucapan “pelacur” sangat jelek sekali dan tidak pantas disampaikan oleh orang nomor satu di Sumut ini. Selaku Gubernur seharusnya memberikan kata – kata santun dan nasehat – nasehat baik, sebagai bentuk ketauladanan seorang Kepala Daerah kepada masyarakat yang dipimpinnya.
Menurut Ketua ISNU Sumut, dampak dari ucapan sebutan“pelacur” kepada GP Ansor, telah meresahkan Nahdliyin, khususnya di kalangan ulama dan cendikiawan Nahdalatul Ulama (NU).
Sesungguhnya ucapan seperti ‘pelacur’ tersebut telah melukai NU itu sendiri, karena GP Ansor salah satu badan otonom (Banom) dilahirkan oleh NU selaku Ormas Islam terbesar di Indonesia. ” Terjadinya keresahan di kalangan ulama NU, merupakan hal wajar. Tidak ada orang tua yang tidak tersinggung ketika anak – anaknya disebut dengan kata – kata tidak pantas diucapkan, ” sebut Nispul.
Nispul menegaskan ketersinggungan dan keresahan ini sekaligus sebagai bentuk kritik moral dari Ulama NU terhadap Gubsu yang sangat menyayangkan sekali kata – kata pelacur tersebut terucap kepada GP Ansor. Begitu pula peran dan kiprah GP Ansor terhadap masyarakat, daerah, maupun negara tidak diragukan lagi, GP Ansor selalu bagian garda terdepan di negeri ini. Apalagi hubungan NU (Banom – lembaganya) dengan pemerintah selama ini telah terjalin dengan baik.
Nispul mengungkapkan kita tidak menginginkan akibat dari ucapan Gubsu tersebut semakin menciptakan keresahan di kalangan ulama NU berdampak meluas. Kita berharap kepada Gubsu mencabut pernyataanya dan meminta maaf kepada NU khususnya kepada GP Ansor Sumut.
” Ini menjadi langkah bijak, bertanggung jawab dilakukan oleh Pak Edi Rahmayadi selaku Pemimpin daerah ini,” kata Nispul kembali. (Syafii)