BINJAI | Program Kegiatan Studi Tiru (Studi Banding) Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Kesbangpol kota Binjai terus berlanjut.
Kaali ini seluruh peserta diajak menyeberangi Danau Toba menggunakan kapal Ikhan Batak untuk penumpang. Tujuannya adalah mengunjungi desa wisata di Pulau Samosir.
Desa Ambarita jadi pemberhentian kedua . Kunjungan diarahkan ke sanggar Tor-tor Si Ga le Ga le . Di desa ini, para peserta yang terdiri Kaban Kesbangpol Drs.Ruslianto.M.Pd , Ketua FPK ,Mahyadi SP , Para Ketua etnis dan Staff ,Pegawai Kesbangpol diajak mengenal secara dekat sanggar tari Si Ga le Ga le. Lengkap dengan atributnya .
Yang menjadi guide rombongan peserta di Ambarita adalah Tim sanggar Tari Si Ga le Ga le setempat yang mampu menjelaskan dengan gamblang situasi dan makna dari tor-tor si Ga le Ga le .
Usai menerangkan budaya Batak, salah seorang Tim sanggar Tari si Ga le Ga le lantas mengajak seluruh rombongan peserta untuk Manortor alias menari Tor Tor bersama-sama. Tak ketinggalan dengan iringan boneka legendaris, Si Ga le Ga le. “Semua pakai ulos, kemudian ikuti gerakan saya. Kita manortor bersama-sama,” ajak tim tari si Ga le Ga le ambarita tersebut .
Ajakan ini disambut antusias oleh Kaban Kesbangpol dan Ketua FPK kota Binjai beserta rombongan . Dengan penuh canda, mereka mengikuti setiap gerakan. Atraksi manortor bersama ini sukses menarik wisatawan dalam negri yang juga berkunjung ke sanggar tari Si Ga le Ga le di desa Ambarita Toba Samosir .
Bagi Kepala Badan Kesbangpol dan Ketua FPK kota Binjai, kunjungan ke sangar tari Si Ga le Ga le sangat bermanfaat. Karena rombongan peserta bisa melihat langsung budaya batak khususnya menari tor tor Si Ga le Ga le .
Dijelaskan Tim Tari setempat kepada rombongan peserta , bahwa pariwisata turut mengubah pola pikir masyarakat. Mereka lebih kreatif untuk menjaring wisatawan. “Seperti tari Tor Tor dan Si Ga le Ga le kini banyak pilihan. Karena masyarakat sudah menjadikannya sebagai atraksi untuk menjaring wisatawan. Kita pun berharap dengan cara ini budaya Batak tetap terjaga. Dan semakin dikenal,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya budaya itu semakin dilestarikan akan semakin menghasilkan. Oleh karena itu, Instansi terkait harus mendukung upaya mengenalkan budaya Batak. Khususnya sekitar Danau Toba. Karena, Danau Toba adalah destinasi prioritas,” pungkasnya .(Od-09)
BINJAI | Program Kegiatan Studi Tiru (Studi Banding) Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Kesbangpol kota Binjai terus berlanjut. Seluruh peserta diajak menyeberangi Danau Toba menggunakan kapal Ikhan Batak untuk penumpang. Tujuannya adalah mengunjungi desa wisata di Pulau Samosir.
Desa Ambarita jadi pemberhentian kedua. Kunjungan diarahkan ke sanggar Tor-tor Si Ga le Ga le, di desa tersebut, para peserta yang terdiri Kaban Kesbangpol Drs.Ruslianto.M.Pd , Ketua FPK ,Mahyadi SP , Para Ketua etnis dan Staff ,Pegawai Kesbangpol diajak mengenal secara dekat sanggar tari Si Ga le Ga le. Lengkap dengan atributnya .
Yang menjadi guide rombongan peserta di Ambarita adalah Tim sanggar Tari Si Ga le Ga le setempat yang mampu menjelaskan dengan gamblang situasi dan makna dari tor-tor si Ga le Ga le .
Usai menerangkan budaya Batak, salah seorang Tim sanggar Tari si Ga le Ga le lantas mengajak seluruh rombongan peserta untuk Manortor alias menari Tor Tor bersama-sama. Tak ketinggalan dengan iringan boneka legendaris, Si Ga le Ga le. “Semua pakai ulos, kemudian ikuti gerakan saya. Kita manortor bersama-sama,” ajak tim tari si Ga le Ga le ambarita tersebut .
Ajakan ini disambut antusias oleh Kaban Kesbangpol dan Ketua FPK kota Binjai beserta rombongan . Dengan penuh canda, mereka mengikuti setiap gerakan. Atraksi manortor bersama ini sukses menarik wisatawan dalam negri yang juga berkunjung ke sanggar tari Si Ga le Ga le di desa Ambarita Toba Samosir .
Bagi Kepala Badan Kesbangpol dan Ketua FPK kota Binjai, kunjungan ke sangar tari Si Ga le Ga le sangat bermanfaat. Karena rombongan peserta bisa melihat langsung budaya batak khususnya menari tor tor Si Ga le Ga le .
Dijelaskan Tim Tari setempat kepada rombongan peserta , bahwa pariwisata turut mengubah pola pikir masyarakat. Mereka lebih kreatif untuk menjaring wisatawan. “Seperti tari Tor Tor dan Si Ga le Ga le kini banyak pilihan. Karena masyarakat sudah menjadikannya sebagai atraksi untuk menjaring wisatawan. Kita pun berharap dengan cara ini budaya Batak tetap terjaga. Dan semakin dikenal,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya budaya itu semakin dilestarikan akan semakin menghasilkan. Oleh karena itu, Instansi terkait harus mendukung upaya mengenalkan budaya Batak. Khususnya sekitar Danau Toba. Karena, Danau Toba adalah destinasi prioritas,” pungkasnya. (Od-09)