Meski sempat dikeruk Dinas Perikanan Aceh, kondisi kolam pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh masih jauh dari harapan.
Hal itu lantaran kedalaman pintu masuk menuju kolam pelabuhan dinilai masih terlalu dangkal. Kapal berkapasitas 25 GT hingga 80 GT masih mengalami kesulitan berlayar.
Kondisi itu dinilai merugikan para nelayan karena mereka harus keluar-masuk saat air pasang sehingga membengkak biaya operasional.
Para nelayan di Pelabuhan Lampulo melakukan bongkar muat sepanjang hari. Pagi hari, ada kapal yang keluar melaut dan ada juga yang baru kembali usai menangkap ikan. Ketika keluar atau masuk di pintu muara, kapal kerap kandas. Jika air sedang surut, mereka hanya bisa pasrah dan baru dapat berjalan kembali ketika air pasang.
“Kami mengeluh masalah keluar masuk kapal, kami sangat mengeluh karena dermaga sudah dikeruk tapi ternyata masih dangkal. Ini yang sudah dikeruk 15 hari, waktu keluar masuk boat kami harus menunggu air pasang dulu,” kata anggota Panglima Laot Lhok Krueng Aceh, Firman saat ditemui di Pelabuhan Lampulo, Kamis (7/2/2019), dilansir detikcom.
Menurut Firman, setiap hari ada saja kapal yang tersangkut atau kandas ketika hendak keluar atau pun masuk pelabuhan.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak pelabuhan itu diresmikan Desember 2015 lalu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Para nelayan sudah beberapa kali melapor kondisi tersebut ke pihak terkait.