Medan  

Komunitas Peduli Lingkungan Lakukan Aksi ‘Power Up’

Masyarakat yang tergabung dari berbagai komunitas menggelar aksi penolakan PLTU Batubara Pangkalansusu di Pos Block (Kantor Pos) Jalan balai Kota Medan, Minggu (5/11/2023)

MEDAN | Komunitas peduli lingkungan melakukan aksi ‘Power Up’ yang merupakan gerakan global dilakukan di berbagai negara berkaitan dengan satu masalah terkait lingkungan, alam maupun sosial.

Aksi tersebut dilakukan dalam upaya mendesak Capres dan Cawapres mendeklarasikan komitmen mengatasi krisis iklim dan transisi energi. Para ibu beserta anak-anak menggelar aksi dengan orasi membentang spanduk, poster serta bendera menuntut tutupnya sebuah perusahaan PLTU batubara.

Aksi digelar Yayasan Srikandi Lestari bersama Climate Rangers Sumatera utara, XR Medan, Walhi Sumut serta berbagai elemen masyarakat dan aktivis lingkungan bertema ‘Power Up’ dilakukan di pelataran parkir Pos Block (Kantor Pos) Jalan Balaikota Medan, Minggu (5/11/2023).

Mimi Surbakti (Yayasan Srikandi Lestari) mengatakan bahwa ada 3 kandidat capres di Indonesia saat ini masih minim membicarakan soal issue krisis iklim. Padahal ini merupakan issue global yang harusnya menjadi wacana bagi ketiga capres apabila nantinya terpilih dan berkuasa.

“Calon pemimpin nantinya tidak menggunakan pola pemimpin sebelumnya yang kecanduan dalam menggunakan batubara dan juga mengurangi emisi dari PLTU batubara,” katanya.

Krisis Iklim

Mimi menambahkan, agar pemimpin yang baru harus fokus pada pembangunan pembangkit energi yang adil dan berkelanjutan, energi yang mensejahterakan dan tidak lagi meracuni anak-anak yang merupakan bonus demokrafi di Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Koordinator Aksi Rimba Zait, dia menyebutkan sebagai kaum muda tidak ingin lagi menerima janji palsu dalam menangani krisis iklim. Calon presiden yang nantinya terpilih harus berani melakukan transisi energi yang bersih, berkeadilan dan berkelanjutan demi masa depan generasi mendatang.

Di Pangkalan Susu terdapat pembangkit listrik Batubara sebanyak empat unit yang berkekuatan 800 MW dan dikhawatirkan setiap hari mampu meracuni anak-anak, serta masyarakat yang berprofesi sebagai petani juga nelayan, karena menurut penelitian dampak dari PLTU bisa mengakibatkan terserangnya penyakit seperti sesak nafas, gatal- gatal hingga kematian.

Terkait hal ini, Yayasan Srikandi Lestari melakukan penelitian pada kurun waktu 2022 hingga sekarang, dampak kerugian yang ditimbulkan akibat dari PLTU Batubara Pangkalan Susu dari berbagai sektor. seperti pertanian, perikanan dan juga kesehatan.

Setelah melakukan orasi rangkaian aksi ditutup dengan pembagian bola-bola tanah yang diisi bibit tanaman berupa bunga matahari, bunga telang, gambas dan cabai di sekitaran Lapangan Merdeka Medan.

Reporter : Ripin