“Namun 12 jam kemudian sekitar pukul 1 dini hari, tepatnya pukul 1 lebih 28 menit, tanggal 15 Januari terjadi lagi gempa dengan kekuatan yang sedikit lebih besar dan lebih mengguncang, lebih merusak yaitu magnitudonya 6,2,” tuturnya.
Dwikoriita mengatakan jika episenternya kurang lebih sama. “Di episenter yang sama yaitu terletak pada jarak kurang lebih 6 KM arah timur laut Majene, Sulawesi Barat. Dan pusat gempa berada pada kedalaman 10 km,” katanya.
“Ini berarti gempa dangkal, tentu karena magnitudonya cukup besar, juga sangat dirasakan di permukaan,” ungkap Dwikorita.
Dwikorita mengungkapkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya atau kedalaman pusat gempanya gempa di Majene ini termasuk gempa dangkal.
“Gempa bumi ini kita kategorikan adalah gempa dangkal sebagai akibat dari aktivitas sesar atau patahan lokal yang ada disana. Nah, hasil analisa kami gempa tersebut merupakan mekanisme pergerakan naik,” ujarnya.orb/oz