Petani Mengeluh, Pupuk Urea Bersubsidi Langka di Karo

Pertumbuhan tanaman jagung kurang memuaskan, daunnya banyak menguning akibat kekurangan pupuk. (orbitdigitaldaily.com/David)

KARO – Para petani di sejumlah kecamatan diantaranya Tiganderket, Payung, Kutabuluh dan Berastagi mengalami kelangkaan pupuk urea bantuan Kementerian Pertanian (Kementan).

Bahkan, untuk mencari pupuk bersubsidi dari pemerintah di kios-kios pengecer pupuk yang biasa menyalurkan juga sulit didapat.

Akibat kondisi ini, para petani pun resah lantaran musim tanam periode kedua sudah berjalan dan masuk dalam proses pemupukan.

Seperti diungkapkan J Sitepu (39), warga Desa Tapak Kuda, Kecamatan Tiganderket kepada orbitdigitaldaily.com, menyebut sudah satu bulan terakhir pupuk urea (pupuk bersubsidi) kosong di pasaran.

“Dua bulan terakhir kemarin masih ada sedikit-sedikit. Satu bulan ini sudah tidak ada sama sekali. Saya pun sempat mencari ke beberapa kecamatan lain, tapi sama juga, kosong,” ungkap Sitepu Selasa (24/9/2019).

Ia mengatakan, masyarakat saat ini bingung tidak tahu lagi harus mencari kemana. Sedangkan informasi dari pemerintah disebut tidak jelas kapan pupuk tersebut bersubsidi itu ada.

“Namanya saja Tanah Karo ini penghasil pertanian terbesar, tapi pupuk pun sulit,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan M Bangun (43), warga Desa Batukarang, Kecamatan Payung. Melalui sambungan telepon Bangun mengisahkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.

Padahal, katanya, tanaman jagungnya saat ini sudah berumur satu setengah bulan, tapi belum juga dipupuk.

Padahal, katanya, pada umur tanam jagung saat ini membutuhkan pupuk. Pupuk urea memiliki kadar air yang cukup tinggi, sehingga akan mempercepat pertumbuhan tanaman.

Bangun pun mengaku saat ini hanya bisa pasrah melihat pertumbuhan jagungnya kurang memuaskan.

“Kalau mau beli yang non subsidi mahal, sampai Rp300 ribuan. Sedangkan pupuk subsidi hanya Rp120 ribu,” sebut Bangun.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Ir Metehsa Karo-karo saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, sudah 9.000 ton lebih pupuk tersebut ditebus oleh distributor. Dan itu sudah sesuai dengan jatah pupuk subsidi yang ditentukan untuk tahun 2019.

“Kita sudah berupaya agar ada penambahan jumlah kuota ke Karo, karena tidak mencukupi. Saya pun sudah menghubungi provinsi, bahkan sudah membuat surat ke Direktorat Jenderal Prasarana dan Saranan Pertanian di Jakarta,” jelas Metehsa.

Namun katanya, pihaknya hanya sebatas mengusulkan, keputusan ada di pusat. Untuk itu, Kadis berharap agar para petani bijak dan tidak hanya tergantung kepada pupuk bersubsidi dari pemerintah.

Sesuai data dihimpun orbitdigitaldaily.com di Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo melalui Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ir Sri Idah Bangun MSi, yang dijelaskan Kepala Seksi (Kasi) Pupuk Pestisida dan Alsintan Rosta Beru Perangin-angin, tercatat alokasi pupuk bersubsidi sektor pertanian jenis Urea untuk Kabupaten Karo tahun 2019 mengalami penurunan hampir 70% dari tahun 2018.

Dari 19.800 ton alokasi pupuk Urea tahun 2018, dikurangi menjadi 9.825 ton di tahun 2019. Jumlah pupuk yang telah ditebus dan disalurkan hingga Semptember 2019 sebanyak 9.654,60 ton. Sisanya sebesar 170,40 ton sudah ditebus dan akan segera disalurkan.

Reporter: David