MEDAN | Kementerian Agama Republik Indonesia di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan kembali menata proses rekrutmen calon pegawai, calon pejabat, hingga calon petugas haji. Hal ini untuk menghapus stigma seolah Kementerian Agama hanya dikuasai oleh satu kelompok tertentu saja.
Sinyalemen itu terungkap dalam pidato Wakil Menteri Agama Muhammad Syafii saat Silaturahmi dengan Pendidik dan Dai Al Washliyah, di Auditorium Pascasarjana UMN Al Washliyah, Jalan Teladan, Medan, Rabu (25/12/2024).
Di hadapan ribuan guru, dosen, dan dai Al Washliyah, Muhammad Syafii yang akrab disapa Romo menegaskan rekrutmen di Kementerian Agama (Kemenag) tidak boleh lagi berdasarkan pendekatan kelompok-kelompok tertentu, melainkan harus dengan pendekatan objektif, profesional, kompetensi, dan integritas.
“Rekrutmen di Kementerian Agama tidak boleh lagi pendekatannya berdasarkan kelompok-kelompok, apapun itu, termasuk HMI,” tegas Romo.
Karena itu kalau dengan rekrutmen berdasarkan pendekatan objektif, profesional, kompetensi, dan integritas itu kemudian yang terpilih (direkrut) di Kemenag banyak dari NU, Muhammadiyah, Al Washliyah atau ormas Islam lainnya, maka itu adalah hak mereka yang harus diberikan.
“Kalau yang banyak terpilih (dari) HMI, jangan juga bilang karena Wamen-nya HMI. Karena itu kita harus objektif,” ujar Anggota DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 dari Partai Gerindra mewakili Daerah Pemilihan Sumatera Utara I itu.
Pria kelahiran Asahan 21 Oktober 1959 itu mengaku tidak menjadi warga atau kader ormas Islam mana pun termasuk Al Washliyah, kecuali hanya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan saat ini aktif di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
“Saya ini kan gak aktif di Al Washliyah karena bingung Pak. Ayah saya NU, emak saya Muslimat Al Washliyah. Istri saya pengurus Muhammadiyah,” ungkapnya disambut gelak tawa para peserta silaturahmi yang hadir.
“Makanya saya aktif di HMI aja. Jadi Ketua KAHMI Sumut dua periode. Sekarang Presidium Nasional KAHMI saya lagi ikut,” sambung Romo yang kehadirannya di acara ini didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Abu Rochmad.
Romo mengaku lebih memilih hanya aktif di KAHMI karena di organisasi itu ada NU, Muhammadiyah, Al Washliyah, dan ormas Islam lainnya. “Semuanya ada di situ (KAHMI). Jadi ke mana-mana saya merasa mendatangi keluarga sendiri. Gak perlu saya harus menyesuaikan diri atau mengadaptasikan diri saya ke lingkungan yang baru. Karena semuanya lingkungan saya,” jelasnya.
Namun begitu, kendati dirinya kader HMI, Romo menegaskan komitmennya sebagai Wakil Menteri Agama tidak ingin terjebak pada hanya kepentingan satu kelompok, termasuk HMI. “Saya tidak akan menolong orang dan membantu orang dalam jabatan publik ini dengan dasar itu (HMI),” ucapnya.
Romo tidak menafikan beberapa daerah di Tanah Air merupakan basis dari ormas-ormas Islam tertentu. Sumatera Utara diakuinya adalah basis Al Washliyah. “Kalau di Sumatera Utara ini ada kerumunan (orang), dengan picing mata aja kita bisa bilang, itu pasti (warga) Al Washliyah,” katanya.
Ia juga mencontohkan daerah lain, yakni Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan basis Nahdlatul Wathan (NW). “Sama kalau kita di NTB, pasti NW,” sebutnya.
Demikian juga Jawa Timur yang menjadi basis NU, Yogyakarta basis Muhammadiyah, dan ormas-ormas Islam lainnya yang masing-masing juga memiliki daerah-daerah tersendiri sebagai basis massanya.
Kondisi ini pula yang menurut Romo tentunya akan turut berpengaruh pada hasil rekrutmen di Kemenag.
“Kalau di daerah itu (NTB) kemudian yang terpilih (direkrut) paling banyak NW, sudah pasti karena orang NW yang paling banyak ikut testing. Kalau di sini (Sumatera Utara) yang lebih banyak Al Washliyah, ya karena yang paling banyak ikut testing orang Al Washliyah. Jadi kalau di Jawa Timur paling banyak NU, jangan marah. Karena di situ markasnya NU,” imbaunya.
Di depan Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah KH Masyhuril Khamis, Ketua Al Washliyah Sumut yang juga Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, dan Wakil Ketua Pengurus Besar Al Washliyah yang juga Anggota DPR RI Sugiat Santoso yang juga hadir di acara itu, Romo menegaskan keinginannya berkolaborasi dan melakukan kerja sama dengan Al Washliyah.
Selain karena amanah jabatan yang diembannya sebagai Wakil Menteri Agama, keinginannya untuk bekerja sama dengan Al Washliyah juga karena ia merupakan orang Sumatera Utara yang menjadi tempat lahirnya Al Washliyah. Alumnus S1 Fakultas Hukum dan S2 Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara (USU) itu juga diketahui pernah menjadi Anggota DPRD Medan (1997-1999) dan DPRD Provinsi Sumut (2004-2009).
“Rumah saya masih tetap di Medan. Di Jakarta itu rumah dinas saya. Saya ingin mengatakan, ini (Sumatera Utara) ‘Home Base’ saya. Karena itu segala sesuatu, apalagi terkait dengan kemajuan Al Washliyah yang ada kaitannya dengan Kementerian Agama, saya juga adalah keluarga besar Al Washliyah. Kita akan usahakan bersama untuk kemajuan umat yang ada di Provinsi Sumatera Utara,” ucapnya.
Di akhir pidatonya, Romo yang juga dikenal sebagai seorang pendakwah dan kerap bersuara lantang membela kepentingan umat Islam, dalam kesempatan itu berharap umat Islam dapat memahami dan memaklumi posisinya yang kini sebagai Wakil Menteri Agama sehingga berwajiban mengayomi seluruh umat beragama di Indonesia.
“Pada saat yang sama, saya juga ingin mengatakan bahwa saya ini adalah Wakil Menteri Agama Republik Indonesia. Bukan Wakil Menteri Agama Islam. Untuk apa? Mana tau nanti bapak tengok saya masuk gereja. Memang kalok jabatan tu ngeri jabatan tu. Romo tu bukan main, Allahu akbar. Jadi Wamen ke gereja, bukan tanggung. Itu tanggung jawab menteri,” ucap Romo sambil tergelak sendiri dengan candaan logat khas Melayu Asahan-nya yang kental sehingga membuat seluruh yang hadir ikut tertawa riuh.
Sebelumnya, kehadiran Romo di lokasi acara disambut upacara tradisional khas Melayu dan Mandailing berupa pemberian tepung tawar dan ‘upa-upa’ yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PB Al Washliyah KH Masyhuril Khamis.
Tradisi ini dilaksanakan sebagai wujud kegembiraan keluarga besar Al Washliyah atas kunjungan Romo sekaligus doa untuk kesehatan dan kesuksesan Romo dalam mengemban tugas-tugas negara sebagai Wakil Menteri Agama.
Turut hadir dalam acara itu Pimpinan UMN Al Washliyah, Pimpinan Universitas Al Washliyah (Univa), dan pimpinan Perguruan Tinggi Al Washliyah lainnya, Ketua BPH UMN Al Washliyah Hardi Mulyono Surbakti, para pengurus Al Washliyah dan pimpinan organ bagian Al Washliyah provinsi dan kabupaten/kota di Sumut, serta para pejabat Kementerian Agama di Sumut. (jo-3)