Singkil-ORBIT: Rotan merupakan bahan baku berbagai perabotan rumah tangga. Namun rotan yang masih muda atau pucuk rotan, di Aceh Singkil menjadi sajian primadona saat berbuka puasa.
Tak heran, kuliner campuran sayuran, berpadu kelapa parut yang digongseng ditambah potongan pucuk rotan ini banyak dicari untuk santapan berbuka puasa.
Di Aceh Singkil pucuk rotan dikenal dengan sebutan Simboling atau Pakkat, sama dengan sebutan masyarakat Tapanuli Selatan. Setiap siang hari pedagang sayuran keliling tak ketinggalan membawa Simboling yang tersedia di keranjangnya.
Saat Orbitdigital.com menyambangi pedagang takjil di Singkil, Sabtu (11/5/2019), tak putus-putusnya para pembeli anyang Simboling ini.
Meski terlihat sajian seperti urap khas masakan Medan, namun bedanya, sajian anyang khas Aceh Singkil disajikan dengan perpaduan Simboling (pucuk rotan) dan lokan Sungai Singkil.
Saat Orbitdigital.com mencicipi Anyang Simboling, rasanya agak sedikit asam dan khas anyang yang sangat menggugah selera, apalagi dinikmati dengan sepiring nasi putih.Tak salah banyak orang berkata, tak lengkap selama puasa jika tak berbuka dengan anyang simboling.
“Anyang Simboling bisa merindukan para penikmatnya. Kalau sudah sekali menikmati besok pasti akan kembali lagi,” kata Khairuman salah seorang warga Pulo Sarok Singkil.
Kata pedagang Anyang di Pulo Sarok Singkil, Kak Ijar (43) mengatakan, meracik sajian anyang ini lumayan repot. Karena harus merebus dulu sayuran satu persatu.
Racikan anyang kak Ijar ini merupakan resep turun temurun dari neneknya. Cita rasa anyang Simboling hasil tangan kak Ijar pun membuat orang selalu merindukan racikan ambu-ambu kelapa parut, yang diaduk dengan sayur-sayuran hijau.
Ditambah campuran irisan rotan muda dan lokan hasil sungai singkil yang menjadi keistimewaan sajian kuliner ini.Kata kak Ijar bahan-bahan yang ada dalam campuran anyang tersebut yakni, pakis, nangka (cubadak), daun ubi, kacang panjang, rimbang, pakkat (rotan muda) serta lokan hasil sungai singkil.
Cara pengolahannya pun agak sedikit ribet, campuran kelapa yang sudah dikukur dan setelah itu digongseng atau ambu-ambu sebutan bahasa setempat, yang kemudian digiling dicampur dengan cabai, asam jeruk, bawang merah dan garam.
Setelah itu langsung diaduk menjadi satu sampai rata dan bercampur dengan ambu-ambu tadi. Setelah melalui pengolahan tadi, Anyang Pakkat khas Bumi Sekata Sepekat pun sudah bisa menggetarkan lidah penikmatnya. (Ao-09/10)