Tebus Jenazah Korban Lakalantas, Polisi di Samosir Rela Habiskan Sebulan Gajinya

Brigadir Heri Ompusunggu saat didepan jenazah korban lakalantas yang ia tebus biaya rumahsakitnya. (orbitdigitaldaily.com/HO)

SAMOSIR – Beberapa waktu lalu, Minggu (3/5/2020) tersiar kabar ada seorang korban kecelakaan lalulintas (lakalantas) yang jenazahnya terlantar di rumahsakit.

Bahkan, menurut kabar korban sedari masih hidup pascakecelakaan itu sudah tak dijenguk keluarganya.

Alasannya, klasik, kondisi perekonomian yang sulit sehingga keluarga korban tak berani menjenguk korban.

Hal ini lah yang membuat Brigadir Heri Ompusunggu, personel Polres Samosir kemudian rela menebus jenazah korban dari rumahsakit.

Bahkan, sempat terbersit dipikirannya untuk menguburkan sendiri jenazah korban itu.

Hal itu diungkapkan Kapolres Samosir, AKBP Muhammad Saleh. Hal itu dilakukan anggotanya lantaran ia iba dengan jenazah korban.

“Sudah ditebus, bahkan mau dikuburkan dia (Heri Ompusunggu) jenazah itu di sini (Samosir). Karena keluarganya itu tidak datang-datang, iba juga dia,” ujar Kapolres Samosir AKBP Muhammad Saleh, Sabtu (9/5/2020).

Soal rencananya itu, Heri juga telah meminta izin para tokoh adat Samosir sekaitan niat baiknya.

Praktis niat itu didukung.

“Dia sudah menghubungi tokoh-tokoh adat di sini. Menyampaikan agar dilakukan penguburan, menjelaskan ini korban kecelakaan lalu lintas, bukan Covid-19. Dia sudah diizinkan saat itu,” ucapnya.

Namun niat Heri urung terlaksana lantaran keluarga korban akhirnya datang ke rumah sakit. Heri kemudian menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga.

“Setelah itu, dia kembali ke rumah sakit. Ternyata sudah ada keluarganya. Jadi keluarganya yang bawa pulang untuk dikuburkan,” jelas Saleh

Sebelumnya diberitakan Heri menebus jenazah korban kecelakaan lalu lintas dari rumah sakit. Hal tersebut dilakukan lantaran keluarga korban yang tak kunjung menjenguk sedari korban dalam keadaan hidup hingga akhirnya meninggal dunia.

Peristiwa kecelakaan sendiri terjadi pada Minggu (3/5). Kepada polisi, keluarga korban mengaku tak datang ke rumah sakit lantaran tak memiliki biaya. Namun, setelah terus dihubungi, keluarga korban akhirnya datang ke rumah sakit.

“Anggota nanya ke mereka kenapa tidak mengurus korban, mereka menjawab karena tidak ada biaya,” terang Saleh.

Selain menebus jenazah korban dari rumah sakit, Heri juga memfasilitasi upacara pemakaman, seperti memberi peti mati dan menyewa ambulans untuk mengantar jenazah ke permakaman.

“Akhirnya anggota ambil tindakan. Dibeli petinya, dibayar tebusannya sampai ambulansnya juga. Lumayanlah itu, sebulan gaji. Sekitar Rp 6-7 juta,” ujar Saleh. (Diva Suwanda)