ABDYA | Komisi II DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten) Aceh Barat Daya (Abdya) mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait permasalahan kekurangan kuota BBM jenis solar bersubsidi bagi puluhan nelayan yang melaut di kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Susoh, Kamis (23/10/2025).
Acara tersebut berlangsung di ruang rapat DPRK setempat, dipimpin oleh Ketua DPRK Abdya Roni Guswandi SPi, didampingi Wakil Ketua I Mustiari, Ketua Komisi II DPRK Said Rian Suherza, dan anggota Tanzilurrahman S.Pd I, Agusri Samhadi SHI, Sardiman, juga hadir dari polres diwakili Kasat Reskrim Iptu Wahyudi, Kodim 0110 diwakili Kapten Inf. Razali Yoga, Polairud, Posal TNI AL, Panglima Laot Daruddin,
UPTD PPI Ujung Serangga Ari Gunawan, Plt Kepala DKP Jufrizal, Perwakilan SPBU, serta Nelayan bot GT/bot pukat serta lainnya.
Pada kesempatan itu, Roni Guswandi menyebutkan, hasil diskusi terkait kekurangan kuota BBM solar bersubsidi untuk para nelayan sudah dicatat semua dan harapan kita berdoa semoga yang sudah diputuskan bisa berjalan sesuai harapan, tidak ada lagi kasak kusuk di luar terutama tentang pengamanan dan kenyamanan di masyarakat.
“Kalau SPBU ada persoalan silahkan ke komisi II kita menjadi mitra semua, begitu dengan pihak SKPK dan panglima laot,” ucapnya.
Roni Guswandi selaku pemimpin acara mengucapkan terimakasih kepada,bapak dan para abang nelayan yang sudah berhadir pada acara Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang diselenggarakan oleh Komisi II,Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK).
“Nah ini merupakan salah satu fungsi pengawasan DPRK untuk menampung aspirasi dan laporan dari berbagai pihak mengenai isu-isu yang dihadapi masyarakat,” cetus politisi Partai Gerindra Roni Guswandi.
Terpisah, panglima laot kabupaten Abdya Daruddin mengatakan, alhamdullilah rapat diskusi dengan komisi II dprk pada hari berjalan cukup baik, semua keluhan yang dialami para nelayan seperti masaalah BBM solar Subsidi dari semula kuota 80 ton dapat ditambah, sehingga para nelayan tidak kekurangan bahan bakar pada saat melaut.
“Mudah mudahan aspirasi para nelayan yang sudah disampaikan dan dicatat pada rapat diskusi tadi terkait dengan kekurangan kuota miyak untuk bot sesuai jumlah armadanya yaitu 228 semua jenis dan ada 9 unit di atas 30 Gt cepat direkomendasi ke Pertamina melalui SPBU di daerah,” katanya.
Dikatakan, kebutuhan minyaknya 140 ton per bulan, sedangkan yang diberikan 80 ton sehingga kekurangan 40 ton, sangat disayangkan banyak bot yang anterian melaut, pungkasnya. (Nazli)







