USU Punya Andil Hadirkan Energi Baru Terbarukan

Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum pada acara Seminar Nasional EBT dengan tema "Strategi dan implementasi untuk mengejar target 23 persen bauran energi EBT," di aula Senat Biro Rektor, atas prakarsa Elre Dasera Nusantara (EDN) bekejasama dengan Fakultas Teknik USU, Dirjen ESDM, PLN dan berbagai pihak lainnya Selasa (30/7).

MEDAN-Berperan serta dan berkontribusi dalam proyek penanganan energi dan meningkatkan potensi energi baru dan terbarukan, USU punya andil dalam menciptakan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Hal ini dikatakan Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum dalam sambutannya pada acara Seminar Nasional EBT dengan tema “Strategi dan implementasi untuk mengejar target 23 persen bauran energi EBT,” di aula Senat Biro Rektor, atas prakarsa Elre Dasera Nusantara (EDN) bekejasama dengan Fakultas Teknik USU, Dirjen ESDM, PLN dan berbagai pihak lainnya Selasa (30/7).

Tampil sebagai pembicara panel pertama dari Dirjen EBTKE Kementerian ESDM yang diwakili Kasubdit keteknikan dan lingkungan bioenergi Efendi Manurung ST MT, Bill Meade Chief Of Party USAID, Direktur PT Waskita Sangir Energi Hokkop Situngkir.

Panel dua tampil sebagai pembicara Vice President Energi Baru Terbarukan PT PLN Persero Rusdi Karim, Senior bidang manager HVDC at General Electric Ir Terklin Sinulingga MM.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumberdaya alam melimpah ruah, di mana dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi keberlangsungan hidup masyarakat.

“Hal itu mengingat ketersediannya tidak akan habis dan dapat terus menerus diperbaharui bagi kemakmuran bersama,” kata Runtung.

Lebihlanjut dikatakannya, Indonesia dalam konteks komitmen penyediaan energi bersih dan terjangkau telah menuangkannya sebagai amanat Kebijakan Energi Nasional yaitu komitmen mengurangi konsumsi minyak (fosil) dan memperluas penggunaan energi terbarukan.

Dengan optimalisasi penggunaan energi terbarukan ini nantinya kita dapat berharap terciptanya masa depan Indonesia yang lebih baik lagi khususnya untuk generasi kedepan.

Seminar ini sangat penting karena 23 persen energi yang kita gunakan adalah EBT. Pemerintah tengah giat melaksanakan kegiatan pemanfaatan EBT.

“Karenanya USU ikut berperan serta dalam proyek ini salah satunya lalui seminar nasional ini,” terangnya.

Sebelumnya Ketua Panitia Seminar Nasional EBT Ikhsan mengatakan Fakultas Teknik USU memiliki target yang tidak main-main dalam memberikan kontribusi untuk mewujudkan 23 persen bauran EBT. Hal ini ditandai dengan sedang dirintisnya Pusat Kajian EBT. Melalui seminar ini kita mengharapkan bisa berkontribusi energi positif bagi EBT.

Sementara itu, pembicara dari Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Effendi Manurung mengatakan, saatnya Indonesia menggunakan EBT dalam kehidupan kesehariannya.

Ke depan pemerintah menargetkan 23 persen bauran EBT segera terwujud khususnya di bidang kelistrikan. Sudah saatnya pembangkit energi listrik menggunakan EBT di antaranya biomassa, biohidro, panas bumi (geotermal), matahari, angin dan lainnya.

Sedangkan pembicaraan lainnya Terklin Sinulingga mengharapkan adanya kepastian, tarif, hukum dan regulasi yang tepat dari pemerintah bagi investor yang akan membangun pembangkit dari EBT. Selama ini pemerintah hanya menggunakan PP 50/2017 dimana PP itu tidak menjamin investor menjual listrik dalam multi years.

“Makanya investor malas berinvestasi dalam pembangunan pembangkit salah satunya EBT. “Seperti di negara luar meski tarif rendah tetapi ada kepastian dari pemerintahnya untuk membeli listrik dalam waktu multi years, jadi investor bisa menghitung apakah investasinya dalam pembangunan pembangkit beruntung atau tidak. (*)