Wamenag Romo: Melakukan Dukungan-Dukungan Politik Tak Boleh Jadi Program Al Washliyah

Wamenag Muhammad Syafii berbincang dengan Ketua Umum PB Al Washliyah KH Masyhuril Khamis (kiri) dan Ketua Al Washliyah Sumut Dedi Iskandar Batubara (berdiri) di sela acara Silaturahmi Wamenag dengan Pendidik dan Dai Al Washliyah di Auditorium Pascasarjana UMN Al Washliyah, Medan. (dok istimewa)

MEDAN | Wakil Menteri Agama (Wamenag) Muhammad Syafii yang akrab disapa Romo mengatakan bahwa Al Washliyah yang dia kenal adalah ormas Islam yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. Dari dakwah dan pendidikan yang menghasilkan banyak tokoh bangsa, Al Washliyah juga dalam banyak kesempatan diminta meng-endors banyak kekuatan politik. Terkadang berhasil, terkadang gagal.

Romo tak mempermasalahkan Al Washliyah meng-endors kekuatan-kekuatan politik atau melakukan dukungan-dukungan politik. Namun ia lebih menekankan agar Al Washliyah sebaiknya lebih fokus dalam gerakan dakwah dan pendidikan.

“Saya kira tidak boleh menjadi program resmi Al Washliyah untuk melakukan dukungan-dukungan politik. Tidak boleh menurut saya,” ujar Romo dalam pidatonya saat Silaturahmi dengan Pendidik dan Dai Al Washliyah di Auditorium Pascasarjana UMN Al Washliyah, Jalan Teladan, Medan, Rabu (25/12/2024).

Di depan Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah KH Masyhuril Khamis serta ribuan guru, dosen, dan dai Al Washliyah yang hadir di acara itu, Romo menyatakan keinginannya berkolaborasi dan melakukan kerja sama dengan Al Washliyah.

Selain karena amanah jabatan yang diembannya sebagai Wakil Menteri Agama, keinginannya untuk bekerja sama dengan Al Washliyah juga karena ia merupakan orang Sumatera Utara yang menjadi tempat lahirnya Al Washliyah.

“Rumah saya masih tetap di Medan. Di Jakarta itu rumah dinas saya. Saya ingin mengatakan, ini (Sumatera Utara) ‘Home Base’ saya. Karena itu segala sesuatu, apalagi terkait dengan kemajuan Al Washliyah yang ada kaitannya dengan Kementerian Agama, saya juga adalah keluarga besar Al Washliyah. Kita akan usahakan bersama untuk kemajuan umat yang ada di Provinsi Sumatera Utara,” ucap alumnus S1 Fakultas Hukum dan S2 Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Romo yang juga diketahui pernah menjadi Anggota DPRD Medan (1997-1999) dan DPRD Provinsi Sumut (2004-2009), meminta Al Washliyah untuk membuat daftar sekolah-sekolah yang diusulkan ingin direhabilitasi baik itu rehab ringan, rehab sedang, rehab berat atau bahkan pembangunan gedung.

Kendati dirinya belum melihat dari mana anggaran Kementerian Agama (Kemenag) untuk menampung usulan untuk merehab sekolah-sekolah Al Washliyah itu, dirinya berkeyakinan dengan melihat tekad dan upaya yang dilakukan pemerintahan saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, anggaran untuk itu akan tersedia.

“Saya belum melihat dari mana duit membuatnya (merehabnya). Tapi yang saya tahu beliau (Presiden Prabowo) akan menggenjot APBN hingga di atas Rp4 ribu triliun,” ungkap Romo dalam acara yang turut dihadiri Ketua Al Washliyah Sumatera Utara yang juga Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara dan Wakil Ketua Pengurus Besar Al Washliyah yang juga Anggota DPR RI Sugiat Santoso itu.

Anggota DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 dari Partai Gerindra mewakili Daerah Pemilihan Sumatera Utara I itu menyebut besaran APBN selama 10 tahun terakhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak pernah keluar dari angka Rp2 ribu triliun, atau hanya sekitar Rp2.300 sampai 2.400 triliun.

Untuk itu target Presiden Prabowo dan sekarang sedang disusun, APBN akan digenjot hingga Rp3.000-an triliun bahkan diharapkan bisa tembus Rp4 ribu triliun. Kalau target itu tercapai, maka alokasi 20 persen anggaran untuk pendidikan, angkanya akan sangat besar dan bisa digunakan untuk merehab sekolah-sekolah yang diusulkan.

“Ketika anggaran akan dibagikan dengan (kebijakan) fiskal yang sudah sangat longgar kita tidak punya rencana apa-apa, hah itu kita tinggal marah-marah aja. Kita gak dapat, kita gak dapat, tapi usulannya gak jelas. Jadi usulannya harus jelas. Pengusulnya anggota DPD, pengusulnya anggota DPR. Yang terima usulan Wakil Menteri. Kemendikbud bisa kita datangi. Ketua Komisi (membidangi) Pendidikan di DPR RI, itu kawan Bang Sugiat (Santoso). Istri Ketua MPR RI. Jadi harus maksimal kita optimalisasi pendekatannya, gitu loh,” beber Romo.

Romo dalam kesempatan itu juga mengungkap bahwa baru-baru ini Al Washliyah telah mendapat izin membuka program S2 (pascasarjana) Pendidikan Agama Islam di Universitas Al Washliyah (Univa) Medan.

Saat ia ke Manado berpidato dalam kapasitasnya sebagai Wakil Menteri Agama di Institut Agama Kristen, perguruan tinggi tersebut juga meminta agar statusnya dijadikan universitas. Demikian pula saat ia ke Nusa Tenggara Barat, Perguruan Tinggi Agama Hindu di sana juga meminta dijadikan universitas.

“Oke, mari. Dia urus. Pokoknya kalau syaratnya udah cukup, kita punya Dirjen Pendis (Kemenag) yang luar biasa rajinnya, luar biasa rendah hatinya. Syarat cukup, saya kasih seminggu, gak dua hari dia teken (izinnya). Selesai. Tapi kalau gak memenuhi syarat, jangan paksa saya melanggar aturan. Nanti saya jadi salah,” ucap Romo yang kehadirannya di acara itu didampingi Dirjen Pendis Kemenag Abu Rochmad.

Turut hadir dalam acara itu Pimpinan UMN Al Washliyah, Pimpinan Universitas Al Washliyah (Univa), dan pimpinan Perguruan Tinggi Al Washliyah lainnya, Ketua BPH UMN Al Washliyah Hardi Mulyono Surbakti, para pengurus Al Washliyah dan pimpinan organ bagian Al Washliyah provinsi dan kabupaten/kota di Sumut, serta para pejabat Kementerian Agama di Sumut. (jo-3)