TANAH KARO – Kabupaten Karo sebagai daerah tujuan wisata, tentunya pembangunan infrastrukturnya juga perlu menjadi perioritas dari pemerintah atasannya (provinsi dan pusat), guna kelancaran arus transportasi darat.
Karena Perpres Nomor 62 Tahun 2011 sudah jelas menetapkan bahwa Kabupaten Karo masuk dalam program pembangunan pemerintah melalui program Mebidangro (Medan Binjai Deliserdang Kabupaten Karo)
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Karo, terus berupaya mendesak Pemprovsu agar jalan tol Medan – Berastagi segera di realisasikan pembangunanya, karena kebutuhannya sangat mendesak.
Alternatif lain pembangunan infrastruktur jalan itu, minimal jalan layang sebagai penghubung ke Kabupaten daerah lainnya melewati Kabupaten Karo segera dibangun.
Hal itu diungkapkan Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH didampingi Kadishub Gelora Fajar Fajar SH, saat mengikuti rapat bersama Pemprovsu dan Tim Badan Pembangunan Keuangan Prancis Agence Française Développement (AFD) di gedung lantai 8 kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis (30/1/2020).
Ditegaskannya, tidak ada alasan jalan tol Medan – Berastagi ditunda-tunda lagi, namun demikian kita serahkan kepada pemerintah provsu dan pusat. Perlu saya sampaikan, bahwa Pemkab Karo telah mengusulkan pembukaan jalan dua jalur sejajar mengimbangi jalan Medan – Berastagi, yaitu jalan sejajar Barusjahe-Rumah Liang Deliserdang dan Medan -Tuntungan- Kutalimbaru-Sembaikan- Lau Gedang – Berastagi.
“Mendengar penjelasan badan pembangunan keuangan Perancis AFD, bahwa pihaknya telah menyalurkan dana pinjaman kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) dan oleh PT SMI memberikan pinjaman lagi ke pihak Pemprovsu 3.5 Triliun untuk pembangunan moda Transportasi Mebidangro, tentu langkah ini sangat mendukung bagi pembukaan jalan sejajar dua jalur. Untuk itu kami meminta biaya pinjaman ini digunakan untuk pembukaan jalan sejajar yang telah ditinjau oleh tim Pemkab Karo bersama tim BPPJN II Medan, sepekan yang lalu,” ungkap Terkelin.
“Untuk itu, atas nama Pemkab Karo, kami memohon restu dana pinjaman Pemprovsu nilai 3.5 triliun dari PT SMI, supaya dialokaiskan ke pembukaan jalan sejajar yang dimaksud,” harapnya.
Sementara, Badan Pembangunan Prancis Agence Française Développement (AFD) Mr. Imanuel dan Mr. Martin selaku kordinator mengatakan lembaga Keuangannya bekerja untuk memerangi kemiskinan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, di mana AFD juga membiayai dan mendukung proyek-proyek yang meningkatkan kondisi kehidupan penduduk, mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui pinjaman yang telah disediakan kemudian disalurkan kepada pihak ketiga,” paparnya.
Menyinggung soal usulan pembangunan jalan tol Medan-Berastagi, Mr. Imanuel menegaskan pihak ADF belum bisa memberikan pinjaman bantuan dana untuk menggolkan pembangunan jalan tol. Karena menurutnya pembangunan jalan tol itu berpotensi menimbulkan polusi, sedangkan wilayah yang akan dibangun dan dilalui masih bebas polusi. Kira-kira seperti itulah kajian kami dari pihak ADF,” kata Martin tanpa merinci.
Dikesempatan itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melalui
Asisten Adminitrasi Umum dan Aset M. Fitriyus mengungkapkan kedatangan tim ADF Perancis selaku investor atas undangan Pemprovsu untuk membahas sektor perkembangan moda transportasi meliputi Mebidangro.
“Pemprovsu sejak awal sudah fokus kepada pembangunan moda transportasi, untuk itu M. Fitriyus mengakui pihaknya telah meminjam dana dari pihak PT SMI sebesar 3.5 Triliun. Pinjaman itu fokus kepada transportasi Mebidangro,” terangnya.
“Dan terkait usulan pemkab Karo tentang pembukaan jalur baru sejajar, jalur Barusjahe-Rumah Liang – Deliserdang dan Medan -Tuntungan- Kutalimbaru-Sembaikan- Lau Gedang – Berastagi, sepanjang tidak melanggar ketentuan, kita akan pakai dana 3, 5 Triliun itu untuk pembangunan jalan sejajar,” pungkasnya.
Reporter : Daniel Manik