TANAH KARO – Kegiatan Festival Kopi Karo yang digelar selama dua hari mulai tanggal 23 hingga 24 November 2019 di komplek Taman Mejuah-juah, Berastagi, Kabupaten Karo, minim pengunjung.
Acara yang dibuka Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang pada Sabtu (23/11/2019) kemarin, terkesan dilaksanakan asal jadi dan disebut-sebut hanya untuk menghabiskan anggaran.
Amatan orbitdigitaldaily.com Minggu (24/11/2019), selain pengunjung yang minim, peserta (Penggiat kopi) yang mengikuti festival ini pun terlihat tidak seberapa. Dari sejumlah stand yang telah dipersiapkan panitia, hingga hari kedua (hari penutupan) masih terlihat beberapa stand tidak digunakan.
Kurangnya sosialisasi dan publikasi disertai info ketidaksingkronan kepanitian, diprediksi sebagai pemicu minimnya pengunjung dan peserta dalam acara Festival Kopi Karo yang dilaksanakan untuk ketiga kalinya ini.
“Mungkin karena kurang dipublikasikan, sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu. Saya saja tahunya dari Facebook,” ujar salah satu pengunjung kepada orbitdigitaldaily.com di lokasi acara.
Sementara, Koordinator Festival Kopi Karo ke-3 Debora Morina Br Barus, didampingi Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo Hartoni Keliat, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya telah berupaya keras untuk mensukseskan acara ini.
“Selain dengan OPD, Asosiasi Kopi yang ada di Tanah Karo juga telah kita gandeng dalam mensukseskan kegiatan ini. Sejumlah spanduk dan undangan telah kita sebar. Target kita kali ini adalah lebih memperkenalkan ‘Kopi Karo’ kepada masyarakat dan wisatawan,” papar Debora dan Hartoni.
Disinggung terkait kesiapan panitia sebelum penyelenggaraan, Debora menyatakan, pihaknya telah berulang kali mengadakan rapat lintas organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat langsung dengan kegiatan Festival KopI Karo ke-3. Diantaranya Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo.
Terpisah, ketua pelaksana harian Asosiasi Pelaku Kopi Karo (APKK) Elfran Surbakti, saat dihubungi sekaitan dengan acara tersebut, mengaku sangat kecewa dengan penyelenggaraan Festival Kopi Karo ke-3, yang kurang mengandeng pelaku kopi. Agenda kegiatan rutin yang semestinya terkemas maksimal, dalam kenyataanya sangat memilukan.
“Festival Kopi Karo 1 dan 2, asosiasi yang pontang-panting merintisnya dan malaksanakannya. Namun dalam perjalanan kedepannya, seolah Pemda Karo yang mensukseskan dan memegang peran penting dalam memajukan perkopian Tanah Karo,” ucapnya.
“Pelajaran berharga kedepannya, ini sebagai bahan evaluasi. Pemerintah Daerah punya uang, tetapi asosisasi yang miliki komunitas, wajar sepi,” tambah Elfran.
Menurut sumber orbitdigitaldaily.com yang layak dipercaya, dalam kepanitian Festival Kopi Karo ke-3 ini terjadi kekisruhan dalam kepanitian Pemda Karo dengan pelaku kopi (asosiasi – red).
Dimana Pemda Karo terkesan mengambil peran dalam pelaksanaan. Padahal sebelumnya sebagai perintis kegiatan dalam memajukan perkopian Tanah Karo adalah penggiat kopi.
Acara Festival Kopi Karo ke-3 yang dibuka oleh Wakil Bupati Karo Corry S Sebayang, hanya dihadiri sekitar seratusan orang. Unsur Muspida Plus Kabupaten Karo juga tidak tampak lengkap dalam pembukaan.
Sejauh ini, mayoritas pelaku kopi Tanah Karo merasa kecewa dengan kegiatan yang terselenggara apa adanya, untuk sekedar menghabiskan anggaran Rp 200 juta.
Reporter : David Karo Karo