TANAH KARO Gubuk reot tak berdinding tidak menjadi penghalang bagi Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH untuk menyambangi petani salak korban lahar dingin Sinabung di perladangan desa Kuta Mbaru Kecmatan Tiga Nderket untuk mendengarkan keluhan-keluhan sembari berdialog dengan petani paska terjadinya bencana alam lahar dingin.
Satu hal yang mengapresiasi Terkelin paska lahar dingin itu, ketika mendengar penuturan petani salak pondoh di sekitar lereng gunung Sinabung, Desa Kuta Mbaru Kecamatan Tiga Nderket, mereka tetap semangat, walaupun dilanda situasi Covid-19 dan lahar dingin.
Seperti yang diungkapkan Sahta Gurukinayan (58) petani salak pondoh kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH bersama Camat Tiga Nderket Sukur Brahmana saat menyambanginya di gubuk reot miliknya di desa Kuta Mbaru, Senin (27/4/2020).
“Dalam situasi Covid-19 dan paska lahar dingin, tentu semua pasti berdampak terlebih-lebih perekonomian petani, khususnya petani salak pondoh, tapi bukan berarti kita lemah dan tidak bangkit kembali dengan meratapi nasib seperti sekarang ini. Petani harus eksis untuk bangkit kembali,” tuturnya.
“Disisi lain pasti ada sulit pemasaran ketika salak pondoh panen, sebab alat transportasi ditambah pembeli enggan datang karena ketatnya protokol kesehatan. Meskipun begitu, salak pondoh asal daerah ini (Karo) ini wajar dipromosikan, dan di jadikan ikon, mengingat hasil tanaman sangat menjanjikan sebagai aset bagi petani dan hanya butuh lahan yang luas,” ungkap petani pemilik lahan pertanian salah pondoh seluas 1 Ha.
Dikesempatan itu Sahta Gurukinayan juga menceriterakan bagaimanan menanam salak berbiaya murah. “Penanaman salak cukup satu batang terlebih dahulu untuk menghemat biaya dalam pengadaan bibit salak. Lalu setelah tumbuh usia 2,5 tahun, salak kemudian dikembangkan melalui stek menjadi tiga pohon dalam satu lobang. Kemudian untuk pengembangan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama,” sebutnya.
“Masa awal panen, selama 2,5 tahun sudah berbuah, namun setelah 7 tahun usia salak baru berproduksi penuh menghasilkan buah. Dan daya tahan tumbuh salak pondoh, hampir mencapai 18 tahun, diusia seperti itu, masih bisa berproduksi,” katanya sembari mengucapkan terimakasih kepada Terkelin atas kedatangannya ke pondoknya di ladang.
Mendengar cerita petani salak pondoh Sahta Gurukinayan, Bupati Karo Terkelin Brahmana mengaku salut dan bangga kepada petani salak yang masih memiliki semangat kerja dan tidak mengeluh disaat situasi Covid-19 meski lahan pertaniannya terkena lahar dingin belum lama ini.
“Kta apreisasi dan banyak masukan kita terima dari petani bijak ini, tentu pengalaman yang disampaikannya itu adalah menjadi motivasi bagi petani yang lain, apabila ada niat menggeluti menjadi petani salak, cerita ini pemikiran positif bahwa didaerah kita selain tanaman lain, salak pondoh juga dapat dijadikan andalan dunia usaha yang menjanjikan bagi petani Karo,” pungkas Terkelin.
Reporter : Daniel Manik