MEDAN – Mantan Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Riza Fakhrumi Tahir, mengimbau para calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah menarik kembali dana survei Pilkada yang sudah disetor ke DPD Partai Golkar Sumut.
Menurut Riza diduga ada masalah dalam kegiatan survei yang digelar Partai Golkar Sumut.
“Ini soal serius, saya minta mereka menarik kembali dana untuk survei Pilkada yang sudah disetor ke Golkar Sumut. Kalau belum sempat setor, tahan saja. Jangan serahkan, siapapun yang minta. Saya mencium ada yang tidak beres dalam kegiatan survei Golkar Sumut. Kalau ada yang memaksa dan mengancam, laporkan ke saya,” kata Riza kepada wartawan Kamis (27/2/2020).
Menurut informasi, kata Riza, dana tersebut tidak disetor ke kas atau rekening resmi Golkar Sumut, tapi disetor ke rekening pribadi oknum pengurus.
“Ada bukti setor ke rekening pribadi oknum pengurus inisial AW, salah seorang pengurus harian. Saya duga AW cuma operator. Ada master mind di belakang AW. Ini berpotensi penyalahgunaan dana di luar kepentingan partai dan survei,” ujar Riza.
Selain itu, lanjut tokoh senior ini, survei dilakukan oleh lembaga yang tidak independen, PT. IRKK, sehingga dikhawatirkan hasil survei diolah sesuai selera oknum-oknum pengurus Golkar Sumut. Para pengurus lembaga survei ini, diduga oknum pengurus Golkar Sumut.
Minta Dana Musda X ke Calon Kepala Daerah
Kantornya beralamat, diduga di rumah salah seorang pengurus Golkar di kawasan Jalan Perjuangan Medan.
“Survei Pilkada Golkar Sumut sudah tidak independen karena dikelola lembaga survei yang saya duga dikelola pengurus Golkar Sumut. Ini bertentangan dengan semangat untuk menghasilkan calon kepala daerah berkualitas sesuai kebutuhan rakyat. Survei ecek-ecek. Tarik saja uang yang sudah disetor. Tidak usah khawatir karena hasil Musda kemarin itu cacat hukum. Peluang untuk Musda ulang sangat besar. Kalau tidak ditarik lagi, jangan nyesal,” katanya.
Riza menjelaskan, biasanya survei Pilkada dilaksanakan DPP Partai Golkar, menggunakan lembaga-lembaga independen yang kredibel. Lembaga survei yang digunakan Golkar Sumut, itu bukan yang direkomendasi DPP.
“Survei ecek-ecek sekedar untuk cari makan. Kalau mau cari makan, silahkan saja. Tapi, jangan manfaatkan partai dengan cara seperti itu. Ini, kan cara pengelolaan partai yang abal-abal. Golkar Sumut kan punya rekening bank. Kenapa mesti menggunakan rekening pribadi ? Ini aneh, gak ada yang mengawasi,” ujarnya
Dia juga sangat prihatin partai ini meminta dana untuk biaya Musda X di JW Marriot Senin (24/2/2020) kepada para calon kepala daerah.
“Saya dapat informasi, bakal calon kepala tertentu dimintai uang untuk biaya Musda. Kasihan mereka, sudah mengeluarkan biaya pendaftaran dan survei, diminta lagi untuk biaya Musda,” katanya.
Riza heran dengan kelakuan busuk oknum-oknum Golkar Sumut seperti ini karena masih ada yang percaya dengan Plt. Ketua, ADK dan kelompoknya.
“Sejak tahu D menarik dana Rp500 juta lebih secara diam-diam di rekening partai pada Februari 2019, saya tidak percaya lagi dengan D. Makanya, ada dana partai sebesar Rp2,1 miliar tidak jelas kemana perginya. Masih mau percaya sama D dan kelompoknya, silahkanlah. Selama masih ada yang percaya, selama itu pula mereka dibohongi oleh D,” kata Ketua Kosgoro 1957 Sumut itu. (Rel)