TOBA – Kunjungan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti mengarah ke Desa Adat Dusun Siambat Dalan, di Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumut Kamis (12/3/2020).
Di desa yang berusia 400 tahun itu, keduanya kemudian diulosi sebagai bentuk penghormatan didampingi Menko Maritim Luhut Panjaitan dan Menteri Pariwisata Wishnutama.
Mereka langsung disambut tarian khas batak “Tortor Panomunomuan”. Selanjutnya tampak keduanya mengelilingi, rumah adat yang yang terdiri dari tujuh rumah adat yang ada di sana.
Diiringan musik gondang Batak Raja dan Ratu Batak juga dipakaikan kain khas batak ‘ulos’
“Kita pakaikan ulos pinuncan, ulos khas batak, itu biasa digunakan untuk menyambut tokoh batak, dan untuk saat ini sebagai tamu penghormatan kita berikan kepada keduanya,” ujar Kepala Desa Lintong Nihuta, Holong T Simanjuntak.
Holong mengatakan kain, yang dibuat merupakan rajutan, khas Desa Lintong Nihuta yang khusus disiapkan untuk Raja dan Ratu Belanda.
“Ulos ini disiapakan dalam waktu satu bulan, oleh pengerajinnya,” ujar Holong.
Kata dia bila ulos itu dijual jumlahnya bisa sampai Rp5 juta, lantaran menggunakan rajutan tangan. Harga itu lebih mahal dari ulos, biasanya senilai Rp300 – 700 ribu.
Usai diulosi, Raja dan Ratu Belanda berbincang bincang degan tetua adat dan sebelum akhirnya meninggalkan lokasi.
Keduanya berada di sana sekira pukul 11.00 WIB sebelum akhirnya melanjutkan kunjungan ke Institute Del dan Silih Malombu di Kabupaten Samosir.
Kemudian beristirahat di Inna Parapat dan diakhiri dengan berangkat ke Bandara Kualanamu lewat jalan darat. (Diva Suwanda)