Even Festival Internasional Pulau Banyak, Kok Sepi, Ada Apa?

Ketua LSM Fappar RI Hitler Tumangger dilokasi Pulau Banyak, menghadiri even Internasional itu.

ACEHSINGKIL (orbitdigital): Seyogyanya even bertaraf internasional yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Aceh dan Disparpora Aceh Singkil di wilayah kepulauan itu dapat menarik minat pengunjung, khususnya wisatawan luar daerah.


Ironisnya, penyelenggaraan acara Festival Pulau Banyak Internasional yang di buka pada, Senin (22/7/2019) malam di Pos AL Pulau Balai, Kecamatan Pulau banyak Kabupaten Aceh Singkil, yang dikabarkan menelan anggaran miliaran rupiah itu hanya dihadiri pengunjung lokal Aceh Singkil maupun Aceh.

Informasi yang dihimpun Orbitdigital, dari beberapa pengunjung yang hadir, hingga (24/7/2019) even Internasional tersebut terlihat sangat kurang persiapan.


Disamping kurang meriahnya promosi baik spanduk maupun ucapan selamat datang di pintu masuk Pelabuhan Ferry, serta penerangan yang sangat minim, sehingga lokasi objek wisata yang kerap diburu wisatawan mancanegara itu terlihat gelap gulita dan tidak menunjukkan sedang ada perhelatan besar.
Kondisi itu pun mendapat sorotan dari sejumlah elemen.

Termasuk dari masyarakat, LSM dan Mahasiswa Aceh Singkil.
Menyoroti even bertaraf Internasional itu, Ketua LSM FAPPAR-RI Hitler Tumangger menyebutkan, Festival yang digadang-gadangkan moment terbesar di Aceh itu dianggap tidak jelas.


Kenapa, selain panitia dari Provinsi Aceh yang terkesan tidak bersinergi dengan Panitia Lokal, serta tidak melibatkan masyarakat setempat. Sehingga pesta besar tersebut tidak meriah dan tidak sesuai dengan kelasnya disebut Internasional. “Ini festival kelas kecamatan,” tandas Hitler.

Hitler juga menyoroti panitia yang terkesan kurang persiapan, mulai dari memasuki lokasi Pelabuhan Ferry Pulau Banyak, menunjukkan seperti tidak ada tanda-tanda acara, dan minimnya penerangan sehingga terkesan gelap-gelapan.

“Spanduk selamat datang tidak ada, umbul-umbul tidak ada, sampah berserakan, seperti kumuh. Panitia diduga tidak becus dan ditenggarai ada mark-up anggaran disini,” tegas Hitler.

Festival ini membuat malu Aceh Singkil, bukannya utk meningkatkan destinasi wisata, malah diperkirakan bikin tambah merosot, ini festival kampung dan terkesan asal-asalan, tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Aceh Singkil (Himapas) di Banda Aceh Jajanh mengatakan, sedikit pun tidak ada menunjukkan acara festival internasional, bahkan terkesan seperti event kecamatan atau tingkat desa.

Padahal acara ini nyaris di semua event kegiatan di pegang dan di handle oleh orang Provinsi. Banyak masyarakat menyayangkan kondisi acara ini, mereka mengatakan acaranya serba gelap.


Kegiatan festival internasional ini bukan meningkatkan destinasi wisata pulau banyak, malah menurunkan great wisata pulau banyak itu sendiri. Karena moment yang di tunggu tunggu masyarakat ini banyak menuai masalah.

“Mulai dari baliho dan spanduk minim juga umbul umbul penyambutan juga minim bahkan tingkat penerangan lampu jalan saja tidak ada,” ucap Zazang.


Yang parahnya lagi katanya, pihak kepolisian terpaksa menggunakan lampu senter untuk mengarahkan masyarakat masuk ke tempat acara. Ao-09/10