LANGKAT | Balai Besar Taman Nasional Gunung Lauser (BBTNGL), masih belum bisa mengetahui secara pasti penyebab kematian gajah bernama Elephas Maximus Sumatrae di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Namun, hasil dari pemeriksaan (nekropsi) yang dilakukan tim dokter hewan yang turun ke lokasi memeriksa dan mengambil sampel pada badan gajah sumatera diduga ditemukan bekas luka.
“Gajah Sumatera yang mati diperkirakan berumur kurang dari 10 tahun, jenis kelamin Jantan. Berat 1-2 ton dan diduga telah mati 4 hari atau lebih sebelum ditemukan yang ditandai dengan sudah hilang atau terkelupasnya bagian wajah bangkai gajah tersebut,” ujar Kepala BBTNGL Subhan, pada rillis yang dikeluarkan, Senin (7/4/2025).
Meski begitu, kepastian kematian gajah masih menunggu hasil Laboratorium yang diperkirakan akan keluar dalam 30 hari setelah sample diterima oleh pihak laboratorium dikarenakan kondisi bangkai juga sudah mulai membusuk.
Secara administrasi untuk lokasi ditemukan bangkai gajah sendiri terletak di Desa Bukit Selamat, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Tim BBTNGL bersama-sama dengan tim BBKSDA Sumut, Yayasan Sumatera Hijau Lestari (YSHL), Dokter Hewan, tim dari SRA, kepolisian sektor Besitang dan perwakilan PT Rapala, pada tanggal 05 April 2025 telah melakukan pengecekan dan penanganan terhadap temuan bangkai seekor gajah Sumatera di lahan perkebunan yang berbatasan dengan kawasan TNGL.
“Dokter hewan telah mengambil beberapa sampel dari bangkai gajah tersebut berupa isi usus, jaringan lambung, dan isi lambung serta gading dengan panjang 50 cm, lingkar pangkal 17 cm, dan ujung 7 cm, yang selanjutnya akan diuji di laboratorium terakreditasi,” terang Subhan.
Penemuan bangkai gajah sumatera bermula dari informasi seorang karyawan perusahaan perkebunan yang melihat seekor gajah sumatera yang sudah mati dan membusuk di areal perkebunan yang berbatasan dengan kawasan TNGL resort Sei Betung.
“Peristiwa divideokan, selanjutnya dilaporkan kepada kepala resort Sei Betung yang diteruskan kepada Kepala Seksi Wilayah VI Besitang dan Kepala Bidang TN Wilayah III Stabat. Bangkai gajah telah dikuburkan disekitar lokasi tempat ditemukan bangkai gajah. Sedangkan gadingnya disimpan oleh BBKSDA Sumut,” sambung Subhan.
“Balai Besar TNGL menghimbau kepada masyarakat yang mengetahui kematian gajah sumatera untuk melaporkan kepada petugas terdekat guna mengungkap penyebab matinya satwa dilindungi. Kepada masyarakat luas juga dihimbau untuk mendukung dan berapartisi aktif dalam upaya menjaga dan melestarikan satwa dilindungi beserta habitatnya,” tegas Subhan.
Di Luar HGU
Disisi lain, Manager PT Rapala, Daulat Siregar angkat bicara terkait ditemukannya gajah sumatera yang mati. Dia mengakui, sikap kepedulian lingkungan dan satwa liar ditunjukkan oleh karyawan PT Rapala dengan membantu pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) menguburkan bangkai gajah yang mati di luar konsesi mereka.
Menurutnya, meski satwa dilindungi tersebut mati di luar HGU perusahaan kelapa sawit, namun pihak perusahaan sukarela ikut membantu membuat lobang dan menguburkan bangkai hewan malang yang diperkirakan berusia 12 tahun.
“Tanggal 5 April 2025 pihak BBKSDA datang ke Kantor Kebun. Mereka menginformasikan bahwa ada gajah mati di luar HGU kami. Meskipun mati di luar areal kebun mereka meminta bantuan tenaga untuk menguburkan bangkai gajah yang mati di luar HGU kami. Lalu, kesanalah kami bersama beberapa orang karyawan kita untuk untuk membantu pihak BBKSDA,” kata Daulat.
Ia menambahkan, jika lokasi gajah mati berada di areal perkebunan milik perorangan yang letaknya berada di luar HGU perusahaan.
“Saya termasuk salah satu yang diminta oleh pihak BBKSDA sebagai saksi atas beberapa proses yang mereka lakukan terhadap bangkai Gajah tersebut mulai dari pengambilan sampel sampai penguburan. Ada berita acaranya saya jadi saksi bersama beberapa pihak yang ada disana,” paparnya.
“Yang sebenarnya adalah Gajah tersebut mati di luar HGU kami, dan bukti bahwa titik lokasi bangkai itu ditemukan di luar HGU kami juga ada dicantumkan dalam BAP. Saya dan beberapa karyawan PT Rapala hadir disana karena diminta bantuan menguburkan bangkai saja,” pungkas Daulat.
(OD/20)