KARO (orbitdigital): Bertujuan untuk memajukan perdagangan antar negar-negara Organisasi Konfrensi Islam (OKI) sekaligus untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, Graduation Ceremony Coffee Export Development Program dari Trade Finance Copiration (ITFC ) berikan pelatihan kepada 300 petani kopi di Sumatera Utara, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi.
ITFC itu sendiri merupakan anggota dari Islamic Development bank (IsDB) Group, yang memfokuskan kegiatannya pada pembiayaan dan juga pengembangan, salah satu di implemintasikan melalui program pengembangan Ekspor kopi.
Hal itu dikatakan Eng. Hani Salem Sonbol , selaku CEO of ITFC saat membuka acara ceremony kelulusan program pengembangan Ekspor kopi ITFC, Selasa (16/7/2019) petang di Hotel Grand Mutiara Berastagi.
Hadir dalam acara itu, Wagubsu H E H Musa Rajeksah, Dr Ir Kasdi Subagyoni MSc, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian pertanian RI, Aditya Perdana selaku utusan khusus Presiden untuk Timur Tengah dan anggota OKI , Plh Gubernur Aceh DR Ir Dyaherti Idawati MT, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH, Wakil Bupati Dairi Jimmy Sihombing, Ketua TP PKK Kab Karo Sariati Terkelin Brahmana, Kadis Perkebunan Sumut Ir. Herawati, dan Kadis Pertanian dan perkebunan Aceh A. Hanan, SP. MM.
SlDikesempatan itu Wagubsu Musa Rajeksah mengapreisasi kebijakan ITFC mengadakan pelatihan para penggiat petani kopi diTanah Karo, adalah sangat tepat, sebab Tanah Karo merupakan tanahnya sangatlah subur, tinggal bagaimana petani mengelola dan memanfaatkannya.
Disamping itu, para petani dan eksportir bersyukurlah karena daerah Karo dijadikan pilihan primadona oleh ITFC sebagai pelatihan dan penyuluhan pengembangan kopi.
“Seingat saya Karo bukan penghasil kopi tetapi jeruk, semua itu tinggal kenangan, sekarang saatnya para petani penggiat kopi, jadikanlah pelatihan ini betul-betul momentum diapliksikan bercocok tanam dengan menggunakan ilmu yang diajarkan nantinya, jangan hanya berpedoman ke pengetahuan alam saja,” saran Musa Rajeksah
Lanjutnya, acara ini Kita harapkan terus berlanjut, jangan hanya dua Kabupaten ini yang menerima kesempatan pelatihan ini, sebab masih ada Kabupaten lain juga ingin seperti Kabuoaten Karo ini, di 33 Kabupaten /Kota se-Sumut.
“Apabila petani kita sukses mengikuti program ITFC ini, dapat kita lihat seperti negara Thailand, mereka biasa keladang menggunakan kendaraan doubel cabin, sedangkan para petani kita naik sepeda motor saja sulit ada.,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Bupati Karo Terkelin Brahmana saat menyampaikan sambutannya. Pada prinsipnya Pemkab Karo sangat mendukung penuh program dan pelatihan budidaya ekspor kopi ITFC untuk meningkatkan keterampilan penggiat para petani kopi di Tanah Karo. Ul
” Saat ini tanaman kopi di Karo sudah mulai berkembang puncaknya ditahun 2018 petani menanam kopi mencapai 9.178,44 Ha dengan luas panen 6.875 Ha, Produksi 13.279.74 Ton produktifitas 1.931,60 Kg/Ha per Tahun,” ungkapnya
“Ada beberapa faktor di karo petani kopi belum signifikan melakukan budidaya kopi, karena belum tercapai produktifitas kopi diatas 2.500 KG/Ha per Tahun, tanaman kopi tidak bertahan lama berproduktif, belum melakukan budidaya yang benar dan masih rendahnya rendemen gabah kopi yang dihasilkan,” Terkelin
“££Untuk itu dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penggiat petani kopi akan merubah cara berpikir sesuatunya dalam pengembangan kopi, sehingga petani tidak lagi dikuasai oleh pengusaha maupun orang tertentu,yang menguntungkan segelintir orang,” pungkasnya.
Selesai acara , mewakili ITFC Mr Hani Slem Sonbol menyerahkan piagam penghargaan kepada penggiat petani kopi sebanyak 10 orang terdiri dari 5 orang karo dan 5 orang. Selanjutnya pemberian cenderamata dilanjutkan penandatangan perjanjian antara ITFC dengan tiga eksportir kopi dan koperasi kopi indonesia, yakni Boemi Coffee, Arvis Sanada Sanni dan Ujang Jaya Internasional dengan menyerahkan dana dengan nilai total USD 6 Juta.