Medan  

Nuh, Suara dari Medan yang Menyentuh Jutaan Hati Lewat “Teruntuk Mia”

Muhammad Rizki atau Nuh. (Foto/Ist)

MEDAN | Nama Muhammad Rizki Nugroho, atau lebih dikenal dengan nama panggung Nuh, kini semakin dikenal luas di dunia musik Indonesia.

Setelah lagu “Teruntuk Mia” meraih popularitas besar di berbagai platform digital, Nuh berhasil mencuri perhatian jutaan pendengar, baik di tanah air maupun mancanegara.

Dirilis pada 13 Juni 2024, lagu ini kini telah diputar lebih dari 48 juta kali di Spotify dan menjadi latar untuk ribuan video TikTok dengan tema romansa.

Bagi Nuh, lagu ini bukan hanya karya yang mengangkat namanya, tetapi juga sebagai titik balik dalam kehidupannya sebagai musisi.

“Iya, alhamdulillah dengan lagu Teruntuk Mia, Nuh mulai dikenal, walaupun masih banyak juga yang belum tahu siapa Nuh, hanya tahu lagunya saja,” ujarnya dengan rendah hati, Selasa (28/10).

“Kalau untuk pencapaian sejauh ini, mungkin sudah dinikmati jutaan orang,” tambahnya.

Lagu berjudul “Teruntuk Mia” hadir dengan aransemen sederhana khas pop melayu, dipadu petikan gitar lembut yang mengiringi vokal hangat milik Nuh.

Kesederhanaan inilah yang justru menjadi kekuatan utama lagu tersebut. Tidak ada produksi megah, tidak ada gimik berlebihan, hanya perasaan jujur yang mengalir dari seorang pria yang ingin mengungkapkan rasa syukur kepada orang yang dicintainya.

Lagu berdurasi 3 (tiga) menit lebih itu terasa intim, seolah Nuh sedang berbicara langsung kepada pendengarnya.

Sosok “Mia” dalam lagu ini bukanlah karakter rekaan, melainkan istri Nuh sendiri.

Ia menjelaskan bahwa lagu ini adalah bentuk ungkapan syukur dan cinta yang tulus untuk sang pendamping hidup. Dari perasaan itulah, “Teruntuk Mia” tumbuh menjadi lagu yang mampu menyentuh banyak hati tanpa perlu banyak kata.

Menariknya, lagu yang kini menjadi fenomena ini pada awalnya justru direncanakan sebagai karya terakhir dari Nuh.

Saat itu, ia sempat terpikir untuk berhenti berkarya di bidang musik dan kembali menjalani kehidupan seperti orang kebanyakan. Namun, takdir justru membalikkan keadaan.

“Teruntuk Mia awalnya saya rencanakan jadi lagu terakhir sebelum berhenti bermusik. Tapi ternyata justru lagu inilah yang membuka jalan baru dan menumbuhkan kembali semangat saya untuk berkarya,” ungkapnya.

Nuh mengaku, proses viralnya lagu tersebut benar-benar di luar dugaannya. Ia tidak membuat kampanye dan strategi promosi apa pun, bahkan Ia tidak menyangka lagu yang ditulis dari hati bisa diterima seluas itu oleh jutaan pendengar.

“Saya juga sebenarnya tidak menyangka dan sama sekali tidak merencanakan untuk viral. Tapi kalau ditanya kenapa banyak yang suka, mungkin karena lagunya cukup easy listening dan gampang dicerna,” ujarnya.

Kini, dengan pencapaian yang tak terduga itu, Nuh semakin mantap melanjutkan langkahnya di dunia musik.

Ia berkomitmen untuk tetap menulis lagu dengan kejujuran yang sama seperti pada karya sebelumnya dan menjadikan setiap karya sebagai refleksi dari perasaan yang ia alami. Nuh ingin setiap lagunya tetap lahir dari perasaan yang benar-benar ia alami, bukan sekadar lirik saja.

Lagu “Teruntuk Mia” bukan sekadar lagu cinta. Lagu ini adalah kisah tentang ketulusan, pertemuan, dan bukti perjalanan seorang musisi yang justru menemukan dirinya kembali melalui musik yang lahir dari hati.

Dari Medan, nama Nuh kini bergema di seluruh Indonesia, membawa warna pop melayu yang hangat dan dekat di telinga banyak insan.

(Red/Lisena)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *