MEDAN | Komunitas Rumah Internet (Rumnet) hadir sebagai wadah pengabdian yang terbuka untuk siapa saja tanpa batasan status sosial maupun latar belakang pendidikan. Komunitas ini resmi terbentuk pada 1 Juni 2019 oleh mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk berkontribusi bagi masyarakat.
“Membentuk Rumnet ini sebagai wadah pengabdian yang mudah dan bisa menerima semua kalangan tanpa pandang bulu. Tentunya kita membuka ke siswa, mahasiswa dan juga umum,” ujar Aflah Fajari Tarigan, founder sekaligus pembina Yayasan Muda Satu Abdi.
Gagasan pembentukan komunitas ini berawal dari pengalaman pribadi Aflah yang pernah merasakan kesenjangan akses teknologi antara anak kota dan anak desa. Ia terinspirasi dari masa SMA-nya di Bandung, ketika itu teman-temannya sudah mahir membuat PowerPoint, sementara dirinya baru mengenal komputer.
“Niat awalnya sederhana. Mau mempertemukan pemuda di kota dengan anak-anak di desa. Karena waktu itu saya merasakan banget ketimpangan di antara keduanya. Jadi harus ada pertukaran ilmu dan kebiasaan dari pemuda kota dan anak-anak di desa,” jelasnya.
Tanpa Batas
Dalam proses membangun Rumnet, pendiri Rumah Internet itu mengakui tantangan terbesar adalah mendapatkan kepercayaan masyarakat di wilayah tempat mereka mengajar. Selain itu, tantangan merekrut relawan juga menjadi kendala. Masalah pendanaan pun sempat menjadi hambatan, namun semangat dan jiwa sosial para anggota mampu membuat Rumnet tetap berjalan.
Kini, kegiatan utama Rumnet berpusat di Dusun Kurandak dan Desa Kuala Besar, yang dapat ditempuh dengan perjalanan laut sekitar satu jam dari Belawan. Program unggulan mereka adalah mengajar anak-anak di desa dengan modul yang sudah disusun oleh pengurus. Namun, Rumnet kini juga mulai merancang kegiatan di kota agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat perkotaan.
Menurutnya, relawan bukan sekadar sebutan, melainkan perwujudan dari kebebasan hati dalam berbuat baik.
“Makna relawan bagi aku adalah kebebasan. Karena setiap kita berbagi ke orang lain, ada rasa senang yang nggak bisa dinilai. Relawan itu kesenangan tanpa batas,” katanya.
Ia berharap para relawan dan generasi muda dapat terus menebarkan kebaikan, tidak hanya di Rumnet, tetapi juga di tempat lain. Melalui Rumnet, Aflah juga mengingatkan pentingnya interaksi sosial di tengah perkembangan teknologi.
“Kehidupan sosial itu nggak akan pernah bisa digantikan oleh media sosial. Bertatap muka dan bersilaturahmi itu membangun ikatan emosional yang jauh lebih berkesan,” ujarnya.
Ia pun mengajak orang tua untuk mendukung anak-anak mereka agar aktif dalam kegiatan sosial.
“Dorong dan desak anak-anaknya untuk berkegiatan sosial supaya mereka punya empati dan kepedulian yang tinggi,” tambahnya.
Aflah mengajak seluruh masyarakat, terutama di Dusun Kurandak dan Kuala Besar, untuk terus bersama-sama membangun generasi yang lebih baik.
“Ayo kita lakukan secara bersama-sama agar desa yang kita idamkan bisa terwujud sebagai desa yang maju,” tutupnya.
Reporter : Anggi Savira







