Medan  

Sri Sahni Asal Dairi Diduga Bekerja Tanpa Gaji Selama 12 Tahun

MEDAN – Maridin Lingga (55) warga Desa Pegagan Julu Sembilan Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi, terpaksa mendatangi Komplek Perumahan Taman Setiabudi (Tasbi) Blok XX 12, Medan – Sumut, tempat anaknya bekerja sebagai asisten rumah tangga, Sabtu (22/8/2020).

Kedatangan Maridin bersama rombongan keluarga dan organisasi dari Pemuda Batak Bersatu (PBB) untuk menjemput putrinya, Sri Sahni Lingga, sudah 12 tahun lamanya bekerja tanpa gaji dari sang majikan, turut diduga mendapat tekanan diskriminisasi.

Sri Sahni, anak kedua dari empat bersaudara, bekerja kepada majikannya itu sejak usianya masih meranjak 17 tahun, masih tergolong muda saat itu hingga kini sudah dewasa.

Namun, nasib miris dirasakan Maridin, keberadaan putrinya selama puluhan tahun bekerja di Kota Medan tanpa kabar, dan bahkan pria tua itu mengira darah dagingnya itu telah tiada.

“Kami dapat kabar dari saudara, kebetulan juga anggota PBB, bahwa anak saya ingin pulang kampung tapi tak dikasih izin majikannya, kami terkejut, ternyata putri saya masih hidup. Jadi kami usahakanlah datang kemari, “kata Maridin kepada orbitdigitaldaily.com saat memberikan keterangan dilokasi kejadian.

Maridin, menjelaskan kisah pahitnya kehidupan dikampung hingga membuat putrinya harus merantau untuk merubah nasib meski usianya saat itu sekitar 17 tahun.

“Sejak Sri Sahni bekerja belum pernah pulang kampung. Apalagi kabarnya tak pernah digaji. Orangtua mana tak rindu darah dagingnya sendiri, “ujar Maridin, sedih.

Namun, kehadiran Maridin bersama keluarga, tidak seperti yang diharapkan, bertolak belakang dari harapan dan anehnya mendapat penolakan dari putrinya sendiri saat tiba dirumah majikan, Komplek Tasbi Medan.

Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi SIK dilokasi kejadian mengatakan sudah berupaya melakukan pendekatan namun justeru petugas mendapat serangan dari yang bersangkutan.

“Kita sudah melakukan upaya mediasi dan membujuk Sri Sahni untuk pulang, tetapi yang bersangkutan menyerang petugas. Sebab kepolisian disini hanya bersifat menjaga keamanan dan pencegahan agar tidak terjadi bentrokan dengan pihak keluarga,”kata Yasir

Kemudian lanjut, Yasir menyesalkan sikap dan tindakan Sri Sahni yang tidak menghargai kedatangan orangtua dan keluarganya maupun petugas.

“Kami sudah berupaya melakukan mediasi dengan majikan dan majikannya pun tak keberatan Sahni dibawa pulang orangtuanya ,”ujar Yasir.

Pantauan orbitdigitaldaily.com, Sabtu (22/8/2020) petugas dari Polsek Sunggal berupaya melakukan pencegahan agar keduabelahpihak tidak bentrokan. Pemuda Batak Bersatu (PBB) turut mengawal peristiwa yang dialami Sri Sahni hingga tuntas.

Reporter: Toni Hutagalung