Medan  

Ternyata ‘Atok Labu’ Kuliah di Lima Kampus

Syukrisnur 'Atok Labu' Youtuber Pangkalan Brandan Langkat (foto/ Januar Arifin)

Ternyata Syukrisnur alias Atok Labu ‘Bintang Film’ Pangkalan Brandan Langkat dan Youtuber di Chanel Atok Labu, pernah kuliah di lima Kampus berbeda. Hal ini terungkap dari penuturan Syukrisnur pemeran Thalib Pattikawa dalam Konten yang ditayangkan di Chanel Youtube Atok Labu ketika berbicara di Podcats Ngorbit, di Gedung Bumi Jurnalis Komplek Perumahan Bumi Asri Rabu (28/7/2021).

“Ada lima kampus yang pernah saya kuliahi, Univeritas Terbuka, UISU, UMN, STAIS dan Unimed. Al hamdulillah semuanya tak tamat,” kata Syukrisnur. Yang paling lama saya berkuliah itu di UMN nyaris tamat alias selesai namun karena ketiadaan uang sekripsi dan uang sidang waktu itu maka saya putuskan untuk berhenti dari UMN. ” Pokoknya aku mendaftar kuliah aja, nanti kalau tak ada uang aku inceng,” kata Syukrisnur .

Syukrisnur menuturkan hal yang paling menakutkan dirinya ketika duduk di Kelas III Madrasah Aliyah adalah dinyatakan lulus karena sudah terbayang oleh dirinya bahwa dia tidak akan bisa melanjutkan kuliah di Universitas karena ketidak mampuan ekonomi.

“Hal yang paling menakutkan bagi saya waktu itu Kelas III Aliyah itu bang adalah ketika kalau saya lulus. Karena kalau saya lulus sudah terbayang bagi saya tidak bisa melanjutkan ke bangku kuliah karena ketiadaan ekonomi,” kata Syukrisnur.

Syukrisnur menceritakan setelah dirinya lulus dari Aliyah, ia merantau ke Pinang Baris Medan ke tempat Famili. Selama di Pinang Baris dirinya beralih profesi menjadi calo penumpang.” Dalam hati saya jadi calo penumpang tak bisa menjadikan hidup saya menjadi sejahtera. Setelah itu saya pindah ke Kayu Besar Tanjung Morawa melamar kerja di pabrik namun tak diterima juga di pabrik,” kata Syukrisnur.

Dari Tanjung Morawa Syukrisnur pindah ke Pasar Bengkel Serdang Bedagai. Di Sergai itu Syukrisnur bekerja menjadi buruh bangunan pembangunan masjid. ” Selain bekerja sebagai buruh bangunan di masjid saya mencoba mengajar di SD Negeri dengan mata pelajaran Agama,” kata Syukrisnur.

“Gini-gini aku mengerti agama, sekolahku dulu dari Tsanawiyah dan Aliyah. Sambil mengajar di SD, aku menjadi penyiar di Radio Swasta di Sergai, disitulah aku dapat gelar Atok Labu dan menjadi nama chanelku di youtube. Penggemarku banyak bahkan menjadi siaran tervaforit di radio kala itu,” kata Syukrisnur kembali.

Jadi Youtuber

Masih diceritakan Syukrisnur setelah dari Sergai dirinya pindah ke kampung halaman di Pangkalan Berandan. Bersama istri dan anak-anaknya Syukrisnur memulai hidup baru. ” Baru pada Tahun 2019 dirinya mendapat masukan dari temannya agar membuat konten dan ditayangkan di youtube.” Awalnya saya sama istri saja yang menjadi pemainnya dan hanya memakai HP Android semata. Ada kawan-kawan saya ajak untuk bergabung namun mereka tidak tertarik bahkan mereka tak tahu apa itu youtube,” ungkap Syukrisnur.

Film pertama saya waktu itu kata Syukrisnur berjudul Silabu dan Silabi. Ada dua orang dengan karakter berbeda yang tampil.” Namun karena tidak ada yang berminat maka saya sendirilah yang menjadi Silabu dan Silabi.Silabu ini orang melayu dan Silabi orang jawa. Pemilihan karakter ini saya rancang sendiri, naskah saya tulis sendiri. Butuh berhari-hari menulis naskah dan pendalaman karakter. Setelah semua terpenuhi barulah saya jadikan film. Silabu dan Silabi inilah film pertama saya,” kata Syukrisnur.

Syukrisnur menuturkan setelah filmnya tersebar dan diminati banyak orang barulah rekan-rekan yang selama ini enggan ikut akhirnya ikut bersama menjadi konten kreator sampai saat ini.” Ada sekitar 154 film yang sudah kami buat hingga saat ini, dan sudah tayang di Chanel Atok Labu dengan jumlah penonton 1 juta lebih yang tersebar di 50 negara. Alhamdulillah manfaatnya sudah saya rasakan hari ini,” ujar Syukrisnur.

Bagi generasi muda harap Syukrisnur teknologi tidak bisa kita hambat dan pungkiri karena itu buah hasil karya kita juga . Jadi manfaatkanlah teknologi sebaik-baiknya untuk kemajua dirimu. Jangan mudah menyerah terus mencoba dan terus mencoba sampai berhasil. ” Dan yang terpenting iklhaslah dalam membuat sebuah pekerjaan karena keikhlasan itu akan memperoleh hasil yang maksimal,” demikian Syukrisnur alias Atok Labu. cr-03