Kisaran – ORBIT: Ratusan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang tergabung dalam Gerakan Nasional Perawat Honorer Indonesia (GNPI) mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, Rabu (13/2/2019).
Ratusan TKS berbaju putih-putih ini berasal dari Puskemas juga Rumah Sakit se Kabupaten Asahan. Kedatangan mereka guna mempertanyakan kewenangan atas kehadiran tenaga kerja baru yang di berdayakan sehingga mereka yang baru bergabung mendapatkan gaji senilai Rp2 juta.
“Mengapa mereka di anak kandungkan, sedangkan kami yang bekerja bertahun-tahun malah tidak dihiraukan,” kata Ketua GNPI Raihan Marpaung.
Dalam orasinya, mereka mempertanyakan kepada Kepala Dinas Kesehatan Aris Yudiansyah seperti apa prosedur perekrutan tenaga kontrak, sehingga mereka yang baru masuk sangat diberdayakan.
“Kami siap di uji kompetensi kepada tenaga kontrak yang baru, tentang keahliannya dalam bekerja, tapi mengapa kami dianak tirikan sehingga dijanjikan sejak beberapa tahun yang lalu bahwa kami akan digaji dengan anggaran APBD, tapi sampai saat ini tidak ada,” teriak Raihan.
Raihan juga mengatakan, bahwa kedatangan mereka untuk mengadu kepada orangtua dalam profesi sebagai perawat (Dinkes), agar melihat nasib mereka yang digaji suka rela tak sebanding dengan tenaga kontrak yang baru.
“Saya tidak tahu mengapa seperti itu, kami hanya minta Kadis Kesehatan harus transparan dalam menerima tenaga kerja baru dan prosedur tentang pemberdayaan tenaga kerja,”ungkap Raihan.
Setelah beberapa jam berdiri dihalaman Kantor Dinas Kesehatan, Kadis Kesehatan Asahan tidak ada di ruang kerja sehingga aspirasi mereka tidak ditanggapi.
Sementara ditempat terpisah, Sekretaris Dinkes Asahan Santoso enggan memberi keterangan terkait tuntutan para TKS tersebut. Santoso mengatakan bahwa dirinya belum bisa beri tanggapan karena belum koordinasi dengan pimpinan.
“Saya tidak bisa memberi komentar sewenangnya, karena saya harus kordinasi dengan pimpinan, dan saat ini pimpinan kami sedang menghadiri musrenbang,” jelasnya singkat. Od-02