Warga Sebut Rehabilitasi Saluran Drainase Doulu Asal Jadi

Baru selesai dikerjakan, lantai saluran drainase tersebut sudah banyak hancur dan retak-retak. Dinding kiri kanan saluran pun terlihat bergelombang dan tidak lurus. ORBIT/David

Karo-ORBIT: Pekerjaan proyek rehabilitasi saluran drainase yang berada di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, yang baru selesai dikerjakan menjadi perhatian warga sekitar.

Proyek milik bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karo yang dikerjakan CV Sepakat Kabanjahe pada November 2018 lalu itu, disebut-sebut tidak sesuai perjanjian dan asal jadi.

Seperti dituturkan Permana Purba (45), warga Doulu yang tinggal tidak jauh dari lokasi. Dia menyebut, pembangunan saluran drainase tersebut akan menjadi masalah. Pasalnya, pekerjaannya terkesan asal-asalan dan tidak sesuai kesepakatan antara warga dengan pihak Dinas PUPR Karo.

Permana menceritakan, dirinya dan sejumlah warga lainnya telah menghibahkan tanah mereka untuk pembangunan saluran drainase tersebut. Namun ada beberapa persyaratan yang telah disepakati dengan pihak Dinas PUPR Karo sebelumnya.

Menurut Permana, sesuai perjanjian panjang saluran yang akan dibangun kurang lebih 180 meter. Begitu juga dinding saluran yang menempel ke jalan warga dibuat lebih tinggi 50 cm dari bahu jalan. Sepanjang saluran pun akan dipasang kancing untuk menahan dinding parit kiri kanan agar tidak gampang runtuh ketika datang air besar.

Namun kenyataan tidak demikian. Panjang saluran yang dikerjakan kontraktor ditaksir hanya sekitar 115 meter. Hal ini sesuai keterangan tukang yang berada di lokasi pada saat pengerjaan. Dinding saluran yang menempel ke sisi jalan pun sebagian dibangunkan rata dengan bahu jalan.

Kancing penahan dinding saluran pun tidak ada. Mirisnya lagi, hal tersebut seolah-olah dibiarkan oleh Dinas PUPR Karo yang menjadi leading sector proyek tersebut.

“Dengan kondisi bangunan seperti ini, sawah dan ladang yang ada di bawah bisa hancur terendam. Karena ketika air besar, hampir setengah parit ini dipenuhi air dan akan pecah diujung karena tidak tersambung dengan parit yang lama. Di atas saluran ini pun janjinya akan dipasang kancing penahan dinding agar parit ini lebih tahan. Tapi kita lihat sendiri tidak ada,” sebut Permana bersama warga lainnya kepada Orbitdigitaldaily.com.

Melihat kondisi tersebut, dirinya mengatakan proyek yang menelan uang negara ratusan juta rupiah ini perlu dipertanyakan. Dari hasil pengerjaan yang dirasa tidak benar itu, terdapat banyak kejanggalan dan diduga ada kekurangan volume bangunan.

Dikatakannya, secara kasat mata saja sudah kelihatan sekali campuran pasirnya lebih banyak dari semen. Kalau seperti ini dipastikan tak akan bertahan lama.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Karo Ir Paten Purba yang dikonfirmasi di halaman kantornya menyebutkan, sudah mengecek proyek tersebut. “Minggu depan akan dikerjakan lagi karena masih dalam masa pemeliharaan,” ujar Paten.

Sementara hasil pantauan Orbitdigitaldaily.com di Doulu, Kamis (7/2), proyek rehabilitasi saluran drainase tersebut terlihat asal jadi. Hal ini jelas terlihat dari coran semen di lantai sudah banyak terkelupas sehingga membuat besi tulangan lantai terlihat. Ketebalan dinding saluran kiri-kanan pun tidak sama.

Begitu juga ketika awak media melihat ke bagian atas saluran yang langsung terhubung dengan gorong-gorong di bawah jalan besar. Tampak bangunan mirip terowongan sepanjang kurang lebih 4 meter yang dicor langsung di atas tanah.

Besi tulangan yang terpasang pada dinding kiri dan kanan terlihat kecil serta rakitannya pun tunggal. Melihat kondisi terowongan yang cukup besar, dikhawatirkan tulangan besi yang berfungsi sebagai penahan gravitasi dinding kiri kanan tidak akan bertahan lama. Od-Vid