Penyakit cacar air mungkin sudah tak asing di telinga kita. Namun tidak dengan penyakit cacat monyet. Ya, nama tersebut muncul dari pemerintah Singapura yang baru saja mengumumkan seorang warga Nigeria yang ke negara itu positif mengidap penyakit cacar monyet.
Penemuan penyakit cacar monyet ini membuat wilayah Indonesia yang bertetangga dengan Singapura seperti Batam, Kepulauan Riau ikut waspada.
Di Indonesia, penyakit cacar monyet tak terlalu populer ketimbang cacar air. Meski sama-sama bernama cacar, dua jenis penyakit ini memiliki banyak perbedaan.
Berikut perbedaan cacar monyet dan cacar air.
1. Virus
Cacar monyet yang dikenal dengan istilah monkeypox merupakan penyakit zoonosis virus langka yang pertama kali ditemukan di daerah terpencil Afrika. Karena bersifat zoonosis, virus ini ditularkan dari hewan yang terinfeksi virus Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae.
Sedangkan cacar air atau chickenpox (varicella) merupakan infeksi yang sangat menular disebabkan oleh virus Varicella zoozter.
2. Penularan
Penularan cacar monyet primer terjadi akibat kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit pada hewan yang terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, kera, tikus dan tupai merupakan reservoir paling mungkin untuk cacar monyet. Selain itu, mengonsumsi daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan benar juga dapat meningkatkan risiko tertular cacar monyet.
Pada penularan sekuler, virus cacar monyet dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan saluran pernapasan orang yang terinfeksi, lesi kulit orang yang terinfeksi, dan cairan orang yang terinfeksi.
Sementara cacar air sangat mudah ditularkan melalui pernapasan atau kontak langsung dengan lesi kulit orang yang terinfeksi. Infeksi ini juga dapat menyebar dengan cara yang mirip dengan pilek dan flu.
4. Masa inkubasi
Masa inkubasi atau dari penularan saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh hingga timbulnya penyakit antara cacar monyet dan cacar air pun berbeda.
Cacar monyet membutuhkan waktu berkisar dari 5-21 hari. Sedangkan cacar air, dikutip dari Medical News Today, membutuhkan masa inkubasi 10-21 hari.
5. Gejala
Cacar monyet ditandai dengan munculnya demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan pada hari ke 0-5.
Sekitar 1-3 hari setelah demam, muncul erupsi pada kulit seperti ruam mulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang berisi cairan hingga hari ke-10 dan hilang pada minggu ketiga.
Secara garis besar, gejala pada cacar air tak terlalu berbeda dengan cacar monyet. Cacar air ditandai dengan gejala demam, hilang selera makan, dan mual.
Setelah itu, muncul cacar berupa ruam dan bintik-bintik di seluruh tubuh. Bintik-bintik cenderung kecil, merah, dan gatal. Ruam ini biasanya hilang atau jatuh dengan sendirinya selama 10 hari.
6. Penanganan
WHO menyatakan, hingga saat ini tidak ada perawatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi cacar monyet. Tapi, wabah ini dapat dikendalikan dengan penanganan segera terhadap orang yang terinfeksi.
Sementara itu, cacar air umumnya sembuh dalam satu atau dua minggu tanpa pengobatan. Tidak ada obat spesifik yang dapat menghentikan virus cacar air. Dokter biasanya memberikan obat untuk mengurangi gejala gatal dan rasa tidak nyaman karena cacar.
Namun, cacar air dapat dicegah dengan pemberian vaksin.
Sumber: CNNIndonesia