KARO – Untuk menggali dan mengangkat kembali budaya Karo agar tetap mampu bertahan dan berdampingan dengan dunia modern, Tim Seniman Mengajar dari Kemendikbud bekerja sama dengan Karang Taruna desa Batukarang, akan menyelenggarakan sebuah acara akbar berjudul “Pancur Siwah Arts Festival”.
Pegelaran seni dan budaya “Pancur Siwah Arts Festival ini, akan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 September 2019 mendatang dimulai pukul 20.00 WIB malam di Jambur Kesain Mbelang desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo.
Dalam acara tersebut, akan disuguhkan berbagai konten seni dan budaya yang cukup menarik seperti Ndikar dan Gundala Gundala, Tari Lima Serangkai, Tari Pelangi Nusantara, Musik Tradisi Karo, Tari Nuan Page dan Pertunjukan Musik Anak.
Begitupun performa dari sejumlah artis Karo, akan ikut memeriahkan Pancur Siwah Arts Festival ini seperti Tommy Bangun, Valdo And Friends, Valentina Br Tarigan, Sri Malem Br Bangun, Bepeka Acoustic, Tangis Aksara, Kasatmata Jr, Vivi Leo Echi Br Ginting, Kalak Karo Bushcraft, Karo Ornament Exhibition dan pemutaran Sinabung Documentary Film.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggali kembali potensi adat istiadat dan budaya yang sudah mulai hilang seiring perkembangan jaman seperti Kuran (wadah tempat menyimpan air pada jaman dulu), Tari Telu Serangke dan lainnya. Dan pada akhirnya masyarakat dapat memahami dan sadar serta melestarikan kembali adat budaya tersebut. Sehinga nantinya akan dapat dijadikan suatu organisasi yang sifatnya permanen dengan mendirikan satu wadah seni dan kebudayaan yaitu Rumah Seni Pancur Siwah,” ucap Ketua Karang Taruna Desa Batukarang Shanov Bangun didampingi Jandri Sebayang dan Nerdi Bangun kepada Orbit di Batukatang, Minggu (1/9/2019).
Selanjutnya kata Shanov, untusan Tim Seniman Mengajar dari Kemendikbud yang datang ke desa Batukarang dan telah tinggal kurang lebih selama 1 bulan, telah mengajarkan empat bidang seni yaitu seni musik yang dipimpin oleh Brevin Tarigan, seni tari dipimpin Dikki, seni rupa dipimpin oleh Amry dan seni audio visual dipimpin oleh Nenny Sembiring Brahmana.
Selain itu katanya, kesenian dan kebudayaan merupakan identitas yang seharusnya tidak dapat dilepaskan dari masyarakat pemiliknya karena “diciptakan” sesuai dengan kebutuhan serta tantangan masyarakat pada masanya.
Walau sewajarnya berkembang dimamis, sebaiknya masyarakat memahami akar tradisi tersebut sehingga masyarakat pemilik tradisi dan kebudayaan itu “kuat” terhadap pengaruh-pengaruh kebudayaan diluar kebiasaan mereka.
Kepala Desa Batukarang Roin Andreas Bangun saat dikonfirmasi mengatakan sangat mendukung penuh dan telah mengarahkan anggotanya untuk membantu dan mempersiapkan secara matang penyelenggaraan Pancur Siwah Arts Festival tersebut.
Sementara, nama “Pancur Siwah Arts Festival” ini diambil dari nama salah satu tempat legendaris di desa Batukarang yaitu Pancur Siwah. Pancur Siwah merupakan tempat pemandian yang sering digunakan oleh masyarakat setempat khusus laki-laki. Tempat tersebut dikatakan Pancur Siwah karena mempunyai sembilan pancuran untuk mandi. Kesembilan pancuran tersebut dibagi menjadi lima pancuran khusus untuk bermarga Bangun (marga asli penduduk desa Batukarang), tiga pancuran untuk Anak Beru dan satu pancuran untuk Kalimbubu.
Reporter : David