Berastagi-ORBIT: Sungguh memprihatinkan. Semuanya seakan sudah komplikasi dan bagai penyakit yang sudah akut. Begitulah, kondisi sarana-prasarana belajar di SMKN1 Merdeka, Kecamatan Merdeka semraut. Tidak terawat dan terkesan tidak ada perbaikan dan pemeliharaan gedung dan sarana-prasarana belajar.
Bebeberapa ruangan belajar, ruang praktek, kamar mandi siswa, gudang perbengkelan otomotif, ruang work shop, taman jorok. Termasuk pagar gerbang masuk tidak terawat.
Demikian laporan sejumlah orangtua siswa dan hasil pantauan wartawan ke lingkungan SMKN1 Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka batas wilayah dengan Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Jumat (11/1/2019).
Kepala SMKN1 Merdeka, Simson Pelawi saat dikonfirmasi di sekolah tersebut, tidak berhasil. Menurut pihak tata usaha dan sejumlah guru mengatakan, kepala sekolah (Simson Pelawi) baru saja meninggalkan sekolah pergi ke Medan urusan dinas.
Sejumlah siswa di luar gerbang sekolah mau pun di lingkungan sekolah dan sebagian masih bermain HP di dalam ruangan kelas dikonfirmasi wartawan, kenapa mereka tidak belajar dan berkeliaran di luar lingkungan sekolah dengan jujur mengatakan, karena guru tidak ada.
Selanjutnya, ketika informasi yang disebutkan para siswa dipertanyakan kepada sejumlah guru di ruang guru, membantah kalau siswa pulang dan berkeliaran bukan disebabkan karena guru tidak ada.
“Mungkin karena masih suasana tahun baru maka banyak guru tidak hadir, Pak,” ujar para guru.
Ketika ditanya berapa guru di SMKN1 Merdeka, 6 guru yang ada di ruang guru itu menjelaskan, ada sekitar 100 guru.
Di antaranya 98 guru PNS, tenaga Tata Usaha 4 orang (PNS). Guru honor 16 orang dan siswa 968 siswa terdiri dari 37 kelas. Kelas I terdiri 12 kelas, kelas II terdiri dari 12 kelas dan kelas III terdiri dari 13 kelas.
Amatan Orbit ke sekitar ruang kelas, bangku-bangku dan meja belajar siswa berlobangan dan rusak. Asbes serta plafon ruangan belajar dan teras sekolah juga berlepasan dan berlobang. Taman dan sebagian halaman kelas ditumbuhi semak. Kamar mandi siswa tidak terpakai.
Pemanfaatan dana BOS dan teaching factory (TEFA) dana dari pusat diduga sarat penyimpangan. Sejumlah tenaga honorer diduga sarat KKN, jelas beberapa orangtua siswa di luar gerbang sekolah. Od-Vid