Setelah tujuh bulan, rencana operasi pemisahan kembar siam Adam dan Malik semakin dekat. Kedua orang tua tak sabar menunggu, ingin segera membawa keduanya pulang ke kampung halaman di Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut).
Sang ayah Juliadi Silitonga (29) menyatakan, kepulangan kedua putranya nanti akan menjadi bagian penting dari berakhirnya kesulitan keluarga sederhana ini. Tak lagi harus bolak-balik dari rumahnya di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Tapanuli Utara, ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, yang terpaut sekitar 300 kilometer.
“Kalau kami berharap Adam dan Malik ini bisa segera dioperasi, dipisahkan. Sudah tujuh bulan tinggal di rumah sakit. Memang untuk kebutuhan gizi anak-anak ini sudah ditanggung rumah sakit, tapi ada kebutuhan lainnya yang sudah tidak sanggup kita menanggungnya,” kata Silitonga kepada wartawan di RSUP Adam Malik, Jalan Bungalau, Medan, Senin (7/1/2019).
Kebutuhan yang dimaksud antara lain popok, minyak telon, tisu yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kebutuhan rumah tangga juga tak terpenuhi lagi karena Silitonga tak lagi punya penghasilan. Semula dia bekerja sebagai penyadap karet, namun karena sering harus bolak-balik ke rumah sakit akhirnya dia kehilangan pekerjaan. Kini berharap pada bantuan dari pihak-pihak yang bersimpati.
Kembar siam Adam dan Malik lahir pada 22 November 2018 di RSU Sibolga di Kota Sibolga. Keduanya merupakan anak ketiga dan keempat, pasangan Juliadi Silitonga dan Noorida Sihombing. Mengingat kondisinya dan keterbatasan fasilitas rumah sakit di Sibolga, si kembar lantas dirujuk ke RSUP Adam Malik.
Pihak RSUP Adam Malik kemudian membentuk tim untuk melakukan penanganan. Dalam tahapan menunggu proses operasi, keduanya ditempatkan di Ruang Perinatologi, dan diberi nama Adam untuk yang kanan, dan Malik yang ke kiri. Merujuk pada nama rumah sakit, yang diambil dari nama Wakil Presiden RI ketiga.
Kasubbag Humas RSUP Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak menyatakan, pihaknya saat ini masih terus memonitor kondisi kembar siam yang dempet di perut bagian atas tersebut. Berat tubuhnya tumbuh normal, sekarang mencapai 17 kilogram, dan panjang 65 sentimeter.
Tim dokter yang dipimpin Guslihan Dasa Tjipta sudah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dan masa pemisahan pun semakin dekat. Belum ada waktu pasti, namun persiapan sudah semakin padu. Baik peralatan maupun pendukung proses operasi.
“Saat ini kondisi kedua bayi dalam keadaan baik, sehat. Sekarang rumah sakit sudah dalam tahap persiapan proses pemisahan. Tapi belum ada tanggal dari tim dokter,” kata Rosario.
Pihak rumah sakit optimistis dengan kesuksesan rencana operasi pemisahan ini, karena sudah beberapa kali sukses melakukan operasi pemisahan kembar siam. Apalagi Guslihan Dasa Tjipta juga merupakan ketua tim dokter yang sukses melakukan operasi pemisahan terhadap kembar siam Fahira dan Sahira tahun 2017 lalu.