Falcon Heavy, roket milik SpaceX yang disebut-sebut terkuat di dunia, kembali beraksi. Ia baru saja sukses meluncur dari landasan di Kennedy Space Center, Florida.
Dikutip dari United Press International, misi kali ini membawa 24 satelit milik Angkatan Udara Amerika Serikat, NASA, serta industri swasta.
Ini adalah pertama kalinya kalangan militer memanfaatkan Falcon Heavy. Juga penerbangan perdana Falcon Heavy yang digelar pada malam hari.
Total tiga misi sudah sukses dilakukan oleh Falcon Heavy. Seperti sebelumnya, dua booster roket tersebut kembali ke Bumi secara simultan untuk digunakan dalam misi berikutnya. Sayang, booster ketiga tidak mendarat pada lokasi yang sudah ditentukan di lautan Atlantik.
Kegagalan itu sudah diperkirakan oleh SpaceX. Menurut Elon Musk selaku pemilik SpaceX, peluncuran Falcon Heavy kali ini adalah yang tersulit bagi mereka. Sebab, roket harus menerbangkan satelit pada tiga orbit yang berbeda dalam hitungan jam.
Misi utama yang disebut COSMIC-2, menerbangkan satelit yang mengorbit di dekat garis khatulistiwa. Menurut National Oceanic and Athmospheric Organization, satelit itu dapat meningkatkan akurasi perkiraan cuaca, khususnya badai topan. Satelit lain dioperasikan NASA dan Departemen Pertahanan dengan beragam tujuan.
“Ini merupakan kemitraan menarik antara NASA, NOAA dan SpaceX untuk menyediakan akses antariksa bagi eksperimen militer dan sipil yang penting dan juga mendemonstrasikan kapabilitas peluncuran Falcon Heavy,” kata Letjen John F. Thompson dari AU AS.
Selain satelit, Falcon Heavy membawa pula jam atom buatan NASA serta abu jasad manusia. Salah satunya abu astronot Bll Pogue yang meninggal pada tahun 2014.
Falcon Heavy sendiri disebut roket terkuat di dunia, dengan tiga boosternya masing-masing punya 9 mesin. Total 27 mesin akan menyala bersamaan saat peluncuran. SpaceX menyebutkan Falcon Heavy dapat mengangkat beban sampai 27 metrik ton.