MEDAN | Aparatur sipil negara (ASN) kembali masuk kerja usai libur Lebaran Idul Fitri 1446 H, Selasa (8/4/2025). Di hari pertama kerja, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke UPTD Khusus Rumah Sakit Umum Haji Medan.
Dari hasil sidak itu Bobby mengatakan obat-obatan menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan pada rumah sakit milik Pemprov Sumut tersebut.
“Ya kita lihat bagus ya. Saat ini masih dalam mekanismenya saja, obatnya masih banyak yang kosong, ada yang menunggu dua minggu, ada yang satu bulan,” terangnya.
Bobby meminta kepada Inspektur Provinsi Sumut untuk memeriksa hal tersebut. Dikarenakan dana rumah sakit belum ada untuk membayar obat.
“Haruslah (ada tindakan) makanya tadi saya bilang ke Inspektur (Inspektorat) agar diperiksa. Terkait obat tadi belum dibayar kata ibu Dirut (RS Haji) karena belum ada dananya,” ucapnya.
Bobby juga mengatakan masih akan mempelajari permasalahan tersebut. “Pada hari ini kita ngecek dulu, belum mau banyak kasih statement. Sudah kita lihat di lapangan jadi tinggal sistemnya saja kita pelajari,” ujanya.
Penjelasan Dirut RS Haji Medan
Sementara Direktur Utama (Dirut) RS Haji Medan Sri Suriani Purnamawati merespon permasalahan stok obat di rumah sakit yang dipimpinnya. Sri mengakui masih adanya tunggakan utang rumah sakit kepada vendor yang mendistribusikan obat-obatan.
“Ya pada tahun 2024 kita masih ada utang kepada beberapa vendor, nah sistemnya obat-obatan itu adanya pada vendor tertentu, ketika masih ada utang, obat-obatan itu ter-lock (terkunci) jadi tidak bisa dipesan,” ungkapnya.
Menurut Sri, alternatif yang dilakukan pihaknya untuk mengatasi persoalan tersebut yakni memesan obat ke apotek pendamping.
Ia pun mengakui informasi terkait pasien yang kerap menunggu lama obat-obatan tidak sampai kepada pihak pengadaan obat.
“Tapi memang harus kami akui bahwa informasi-informasi bahwa pasien menunggu lama tidak semuanya sampai kepada pejabat pengadaan, karena yang berhak memesan obat itu pejabat pengadaan,” tuturnya.
Dalam hal ini Sri mengatakan akan memperkuat SOP agar permasalahan obat bisa diantisipasi.
“Jadi inilah kami akui informasi ini kekurangan kami sehingga kurang cepat untuk mengantisipasi, jadi nanti SOP kami perkuat lagi,” katanya.
Ia juga menambahkan belum dapat memastikan secara rinci untuk jenis obat yang stoknya terkendala, namun dirinya meyakinkan akan memperbaikinya.
“Untuk pastinya saya kurang tahu ya, ada beberapa jenis obat, tapi ini masukan buat kami ketika ada obat yang kosong agar bisa langsung dilapor agar cepat kita sampaikan ke pejabat pengadaan,” pungkasnya (OM-11)