MEDAN –Pandemi Covid-19, Brastagi Supermarket Manhattan yang berlokasi di Jl. Medan – Binjai No.4, Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara diduga menyediakan ‘tempe busuk’ beraroma tak sedap menyengat hidung.
Hal itu disampaikan salahsatu pembeli atau konsumen yang merasa kecewa kepada orbitdigitaldaily.com, Minggu (7/6/2020). Konsumen yang berdomisili di perumahan Bumi Asri itu mengatakan tempe, baru dibelinya ternyata ‘busuk’ berlendir atau basah dan memiliki ciri-ciri tidak normal.
“Ketahuannya saat mau dimasak. Ini kita sampaikan sebagai bahan evaluasi bagi managemen Brastagi agar lebih hati-hati dalam menjual barang kepada konsumen, barang seperti tempe itu, kalau bukan yang baru mohon untuk tidak dijual,”kata sumber usai mengetahui ‘tempe’ yang baru dibelinya ternyata tidak sesuai seperti diharapkan kepada orbitdigitaldaily.com, Minggu (7/6/2020).
Selain itu kata sumber meminta namanya dirahasiakan mengutarkan dikhawatirkan apabila menggunakan ‘tempe busuk’ sudah berair, berlendir dan sangat berbau dan menunjukkan ciri-ciri tidak normal, akan berdampak pada pencernaan disebabkan bakteri patogen.
“Kita minta Walikota Medan dalam hal ini Dinas Perdagangan Kota Medan untuk menegur pihak Berastagi agar tidak terjadi kembali hal yang sama, “tegasnya.
Sementara pihak managemen supermarket Brastagi saat ditemui digedung Manhattan mengaku tempe yang mereka jual masih layak dan belum kadaleluarsa.
Ridwansyah staf sayur didampingi Janwilson penanggungjawab sayur mengatakan jika ada barang atau sayur-mayur tak layak akan diganti.
Sebab, kebijakan dari pihak managamen Brastagi sesuai prosedurnya barang yang sudah terlanjur dibayar maka harus dikembalikan untuk mengetahui kondisi tempe tersebut.
“Jika memang busuk harus diganti, kita tengok dulu barangnya. Tempe biasanya agak berjamur. Sebab kemasannya belum kadaleluarsa. Kami siap ganti, “kata Janwilson kepada orbitdigitaldaily.com, Minggu (7/6/2020).
Mengetahui jawaban pihak managemen supermarket Brastagi seolah melemahkan dan tidak berpihak konsumen karena tidak ada upaya jemput ‘bola’ untuk memastikan kepuasan pelanggan.
Warga komplek Bumi Asri mengatakan jika pihak manajemen mengetahui ada barang atau sayur mayur tak layak akan diganti dan prosedurnya barang yang sudah terlanjur dibayar maka harus dikembalikan dan minta untuk memperlihatkan kepada mereka kembali ke Brastagi kita pikir itu sangat merepotkan.
” Harga tempe cuma Rp 7000,- tidak sesuai dengan biaya yang harus kita keluarkan hanya untuk minta kembali uang tempe tersebut.
Pihak mereka sendiri mengakui bahwa tempe biasanya agak berjamur, maka kalau tahu berjamur jangan lagi diperjualbelikan, sepertinya ada pembiaran,” sebut sumber lagi.
Reporter : Toni Hutagalung