Ragam  

Ustad Herwansyah: Mengoreksi Aib Sendiri

Ustad Herwansyah (foto/KarbaK)

MEDAN| Abu Sulaiman ad-Daroni pernah menyampaikan pesan, tertera di dalam Kitab Fiqhun Nafs yang ditulis Al Imam Yahya bin Ibrahim Yahya, beliau katakan: Barang siapa yang sibuk mengoreksi aib-aibnya, maka dia tak akan sempat mencari aib orang lain.

Hari ini kita tebalik, kita lebih sibuk mencari aib orang lain, dari pada mengoreksi aib diri sendiri. Maka Umar bin Khattab menyebutkan satu pesannya, ‘saya lebih suka orang lain menyampaikan aib saya, agar saya mengetahui apa yang harus saya perbaiki dari kesalahan-kesalahan saya lalui.

Demikian kajian singkat yang disampaikan Al Ustad Iwan Herwansyah SH, dalam sebuah pengajian di lingkunagn Masjid Raya Miftahul Iman Jalan Panglima Denai Medan, Rabu (6/10/2021).

Oleh karena itu kalau kita sibuk dengn diri kita, sibuk dengn kesalahan kita, sibuk mengoreksi masa lalu kita, saya yakin dan percaya tidak kan sempat kita sibuk mencari kesalahan orang lain, sebut ustad muda tersebutDalam sebuah riwayat, Abu Atiah mengatakan, kurang sayang apa Allah kepada kita, setiap dosa, setiap kesalahan yang di lakukan tak tercium dalam diri kita. Begitulah sayangnya Allah menanti diri kita, apakah kita menyadarkan diri kita.

Sampai mana kita tak lalai atas aib dan dosa yang sudah kita lakukan, masih Allah simpan, agar orang lain tak mengetahuinya. Dalam sebuah hadist, nabi pernah mengatakan “Barangsiapa yang sama hari ini dengan hari yang lalu, maka itu adalah orang yg paling merugi.

Sebagai Motivasi

Tahun 2021 masih kita jalani tapi dalam tahun Hijriyah 1441 sudah kita tinggalkan, bahkan sebentr lagi tahun 2021 akan kita tinggalkan jua. “Mungkin tahun-tahun yang lalu banyak kesalahan kita perbuat, mungkin tahun-tahun yang lalu lisan kita menyampaikan kebohongan, mungkin tahun-tahun lalu masih banyak kata-kata kita lontarkan menyakitkan. Tapi sebagai manusia yang berlumur dosa berubah lah kita,: ajak Ustad Iwan yang diamaini jamaah.

Untuk tahun- tahun kedepannya mudah-mudahan Allah memberikan kesempatan bagi kita, usia yang berkah penuh degnn ibadah, masa lalu harus kita jadikan i’tibar, masa depan harus kita jadikan sebagai harapan.Mudah-mudahan Allah memberikan kesempatan dan kesalahan yang kita lakukan Allah maafkan.

Kita semua punya masa lalu, tapi masa lalu itu tak perlu kita sesali, pikirkanlah masa depan, bagaiman kita memperbaiki hati dan diri agar semakin dekat dengan ilahi Robbi.

“Semoga kita menjadi orang yang takut terhadap masa lalu, namun bisa mungkin kita pikirkan sebagai motivasi. Tapi untuk kedepannya, tak boleh kita lengah dan berputus asa atas segala kesalahan yang telah kita lakukan.”Teruslah meminta ampun kepada Tuhan yang maha kuasa. Insya Allah, kita akan diberikan ampunan dan kemaafan. Wallahu ‘alam. (Karyadi Bakat)