Oleh : Karyadi Bakat
Wartawan Harian Orbit
DALAM satu perjumpaan yang tidak direncanakan, seorang sahabat yang sudah lama tak ketemu menegur salam dan terjadi saling lempar cerita akrab panjang lebar. Di antara bait cerita masing masing masuklah pembahasan masalah profesi. Sang lawan bicara melontarkan pertanyaan. “Masih menekuni jurnalistik?” katanya.
Pertanyaan itu dilontarkan karena semasa mahasiswa dulu kami aktif membuat berbagai tulisan, baik untuk penerbitan intern kampus maupun dikirim ke media penerbitan/koran.
Sementara pada momen lain ketika seorang pekerja pers melakukan peliputan untuk mengungkap satu kasus Dana Desa di suatu daerah, seorang camat yang hendak dikonfirmasi menanyakan. “Anda wartawan dari media mana?”.
Dari dua pengalaman itu muncul semacam anggapan yang seakan ada perbedaan atau jurang pemisah antara kalimat Jurnalis dengan Wartawan. Tetapi perbedaan dua suku kata tersebut belum bisa ditarik benang merah untuk memisahkanya.
Pada kasus pertama sahabat lama tersebut merupakan seorang yang berprofesi sebagai dosen di satu perguruan tinggi negeri ternama, sedangkan kasus kedua berhadapan dengan orang lapangan yang notabene adalah birokrat.