DELI SERDANG | Jalan Medan-Berastagi yang tertutup longsor di sejumlah titik di Desa, Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, sejak Rabu pagi (27/11/2024), sudah bisa dibuka, Jumat petang (29/11).
Namun untuk sementara jalur belum diperbolehkan untuk dilalui kendaraan umum lantaran kondisinya masih cukup rawan terjadi longsor susulan.
Hal itu disampaikan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat meninjau langsung proses pembersihan material longsor di lokasi yang melibatkan pihak-pihak terkait dengan menggunakan alat berat maupun secara manual
Gidion juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu proses evakuasi baik para korban longsor maupun pembersihan material longsor yang menutup ruas jalan.
“Saya berterima kasih kepada tim spartan yang sudah bekerja,” kata Gidion di lokasi longsor, Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11/2024).
Menurut Gidion, lokasi longsor masih riskan dan berbahaya untuk dilalui kendaraan, sehingga belum bisa dibuka untuk umum. Jalur itu dibuka hanya untuk tim evakuasi, seperti alat berat dan lainnya.
“Hari ini, jalan (Medan-Berastagi) sudah bisa dibuka, tetapi belum bisa dilalui alat transportasi umum karena masih agak rentan,” sebutnya.
Jalur itu belum dapat dibuka untuk umum karena masih banyak lumpur dan material lainnya di badan jalan. Selain itu, kondisi bukit yang masih rawan longsor.
Karena itu, sambung Gidion, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempermudah dan mempercepat proses evakuasi.
“Yang pertama karena masih berlumpur. Kita masih akan berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk membersihkan jalan. Dari target 1 minggu, bisa dipercepat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa segera dibuka untuk transportasi umum,” tuturnya.
Ke depan, kepolisian bersama pihak terkait melakukan pemetaan terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi mengingat kondisi banyak perbukitan maupun tebing di sepanjang Jalan Medan-Berastagi rawan longsor.
Masyarakat diimbau untuk selalu mencermati informasi cuaca dari BMKG.
“Kemudian melihat medsos tentang cuaca ekstrem yang terjadi agar menjadi kewaspadaan,” pungkasnya. (jo-3/rel)