Kaper BKKBN Sumut Akui Media Massa Punya Peran Turunkan Angka Stunting

Acara forum koordinasi Jurnalis Perwakilan BKKBN Sumut tahun 2023 di Jalan Gunung Krakatau Medan. (Foto/Ist)

MEDAN | Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Mhd. Irzal, SE, ME mengakui bahwa media massa punya peran dalam menurunkan angka stunting di Sumut.

“Terima kasih kepada rekan media massa baik media cetak maupun elektronik atas kerja keras kita dan kerja cerdasnya sehingga angka stunting di Sumut bisa turun menjadi 4,7 persen,” kata Mhd. Irzal kepada wartawan saat acara forum koordinasi Jurnalis Perwakilan BKKBN Sumut tahun 2023 di Jalan Gunung Krakatau Medan. Jumat (14/4/2023).

Irzal menjelaskan berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, Sumut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 4,7%, menjadi 21,1%, dari sebelumnya 25,8% pada tahun 2021.

“Angka ini turun berkat kerja cerdas para rekan media. Jika tidak ada media tentu program BKKBN tidak bisa terinformasi kepada masyarakat luas. Jika tidak ada media bagaimana BKKBN bisa mengadvokasi dan mengedukasi masyarakat. Karena media adalah sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas,” terangnya.

Sehingga Irzal mengaku akan terus mengandeng media sebagai mitra yang paling efektif dalam memberi informasi kepada publik karena peran media massa dinilai sangat penting dalam mempublikasikan dan mensukseskan program KB keseluruh lapisan masyarakat.

“Keberhasilan dari program KB saat ini tidak lepas dari partisipasi semua pihak dan dukungan masyarakat sebagai objek termasuk peran media massa,” bebernya.

Ia menambahkan bahwa BKKBN merupakan suatu lembaga yang diberi amanah oleh pemerintah dalam rangka untuk mengatur dan mengelola penduduk.

Disamping itu BKKBN dengan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

“Tidak hanya dalam program KB tetapi juga bagaimana meningkatkan kebahagiaan dan menurunkan kemiskinan,” katanya lagi.

Diakuinya BKKBN saat ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tentu perlu ada SDM yang sehat dan berkualitas.

Irzal menjelaskan, pentingnya meningkatkan SDM yang berkualitas dan bagaimana masyarakat memahami pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan 21 tahun dan 25 tahun bagi laki laki.

“Maka, keluarga perlu memahami persiapan perkawinan, lalu persiapan kehamilan dan bagaimana kesiapan menjadi seorang ibu,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Irzal, perlunya kesehatan reproduksi bagi pasangan usia subur, kapan dia harus menikah dan bagaimana keharmonisan dalam keluarga.

Makanya kata Irzal BKKBN dengan taglinenya sekarang adalah “Berencana Itu Keren” 2 anak lebih sehat.

“Intinya pentingnya keluarga sehat dan berkualitas,” ujarnya. (Red)