Dalam 3 tahun tahun terakhir kita terus membuat trand baru pengembangan sektor wisata di Aceh Selatan.
Dengan menggerakkan beberapa wisata unggulan dari pemerintahan desa yang punya potensi, karena objek wisata Aceh Selatan mulai dilirik oleh para wisatawan mulai dari Sabang hingga Meuroke dan manca negara, ucap Muchsin, ST Kadispar Aceh Selatan kepada Orbitdigital, Kamis (12/2/2025).
Kita sudah menyelesaikan Regulasi yang dibutuhkan untuk pengembangan sektor wisata, karena tanpa adanya regulasi dan perencanaan yang baik program atau kegiatan yang akan kita laksanakan hasilnya tidak akan berjalan dengan baik.
Antara lain sudah menyelesaikan Qanun Ripparda Aceh Selatan (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah) sebagai turunan dari Riparnas dan Riparda Aceh. Sebagai landasan hukum untuk pengusulan pembangunan pariwisata baik ke propinsi maupun ke pusat.
Pemerintah Aceh Selatan juga sudah menyelesaikan Qanun Restribusi yang secara menyatu di tingkat Kabupaten dengan turunan perbubnya yang baru selesai di akhir tahun 2024, sehingga segala pungutan restribusi, uang parkir atau penggunaan fasilitas wisata akan jadi legal dan tertib.
Dalam 3 tahun trakhir ini terus meningkatkan promosi pariwisata baik melalui media meanstrem, Media televisi, vidio promosi, dan media sosial online lainnya.
Pemberitaan maupun keikut sertaan di berbagai event promosi baik tingkat propinsi maupun nasional. Seperti keikut sertaan di ajang Anugerah Pesona Indonesia, 4 tahun Aceh Selatan berturut turut menjadi juara, ini adalah bagian dari promosi kita di tingkat Nasional sehingga Aceh Selatan yang punya banyak potensi wisata bisa terbuka informasinya ke Nusantara.
“Dengan promosi yang dilakukan ini kita dapat mengukur tingkat kunjungan wisatawan ke Aceh Selatan semakin meningkat,” kata Muchsin.
Dan ini merupakan sebagai tolok ukurnya kita mendata jumlah tamu yang menginap di 22 fasilitas penginapan yang ada di Aceh Selatan hasilnya terus meningkat.
Dalam 1 tahun jumlah tamu yang menginap mencapai 50 ribu jiwa, baik itu wisatawan Asing maupun Wisatawan Nusantara.
Sehingga perkiraan pengunjung ke Aceh Selatan dapat tembus angka 100 ribu jiwa bahkan lebih, bila dijumlahkan dengan wisatawan atau pengunjung yang tidak menginap.
Hal ini juga dapat dilihat sekarang banyak fasilitas penginapan yang baru bermunculan di Aceh Selatan dan banyak fasilitas restoran atau cafe cafe yang bermunculan.
Sehingga ucapnya, kita semakin optimis sektor pariwisata kita akan terus maju dan produktif untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata di Provinsi Aceh.
Galakkan Kuliner
Pemerintah daerah memang tidak memprogramkan lagi membangun wahana wisata buatan baru, teapi menghidupkan potensi wisata alam dengan berbasiskan masyarakat setempat atau desa.
Sehingga sekarang sudah mulai muncul lokasi lokasi wisata baru yang terus bergerak tumbuh, seperti Desa wisata kuliner Lhokrukam di Tapaktuan, Pantai SBB di Labuhanhaji, Pantai Batee Puteh di Meukek dan banyak lagi lainnya selain lokasi wisata yang sudah ada.
Kedepan kita akan menyusun DED dibeberapa Lokasi wisata yang sudah mulai tumbuh ini, sehingga pembangunan nantinya tidak sia sia dan tepat sasaran.
Menurut Muchsin, membangun sektor wisata ini melibatkan multi sektor atau melibatkan beberapa stakholder dan dukungan dari pihak Lesgislatif.
Seperti beberapa instansi pemerintah, pihak swasta atau pengusaha, pegiat UMKM, Pelaku wisata dan pegiat Lingkungan.
Sehingga impian kita menjadikan Kota Tapaktuan Khususnya dan Aceh Selatan pada umumnya menjadi Kota Tujuan Wisata di Aceh akan terwujud sambung,Kadis Pariwisata Aceh Selatan.
Lanjutnya lagi,Kita juga sudah melahirkan tagline Parisiwata Aceh Selatan dengan Logo Tapak Tuan Tapa sebagai Ikon Wisata Aceh Selatan dengan Taglinenya “Aceh Selatan Ceudah”.
Dari program yang sudah kita lakukan ini tentu kita akan melihat manfaatnya. Terumata mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) isu yang hangat sekarang dibicarakan.
Kalau berbicara Pendapatan kita jangan hanya terpaku kepada berapa yang baru dipungut oleh Dinas Pariwisata, tapi kita harus melihat secara keseluruhan berapa pendapatan Asli Daerah Kita dari Sektor Pariwisata yang ada di Bidang Pendapatan pada BPKKD. Dalam 3 tahun trakhir ini Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pariwisata terus meningkat.
Secara keseluruhan lebih dari 2 miliar sumbangan PAD dari sektor Pariwisata, misal dari Sektor pajak restoran, pajak perhotelan, restribusi parkir dan restribusi masuk ke lokasi wisata. Kenaikan jumlah pendapatan ini tentu beriringan dengan Jumlah pengunjung wisata yang datang ke Aceh Selatan.
Untuk restribusi masuk kelokasi wisata sementara ini memang baru dari Lokasi Wisata Tapaktuan Tapa yang sudah kita pungut secara resmi sesuai aturan yang ada dan tentunya kita akan terus menjajaki kebeberapa lokasi wisata lainnya.
Tapi yang perlu diingat tentu kita harus serius dan fokus untuk membangun sektor wisata ini, dengan ikut serta kehadiran pemerintah dalam membangun sektor wisata tersebut selain regulasi yang sudah ada.
Makanya kita berharap kedepan kita dapat membangun fasilitas dasar di beberapa lokasi wisata yang sudah mulai hidup dan berkembang seperti bangunan Mushala, MCK/,Toilet dan bangunan ganti pakaian di lokasi yang ada fasilitas pemandian.
Kalau itu sudah kita lakukan tentu akan mudah untuk kita kerjasama dengan BUMG desa setempat dalam hal pengelolaan dan pemungutan PAD nya.
Namun kita juga jangan hanya melihat manfaat peningkatan sektor wisata ini dari PAD semata, tapi kita juga harus melihat multiefek yang dapat dirasakan oleh penduduk setempat dilokasi wisata, mereka dapat membuka usaha usaha mikro disekitarnya untuk menambah pendapatan mereka.
Kita juga sudah mulai mengajak para pengusaha pengusaha terutama pengusaha lokal untuk membangun wahana wisata diberbagai lokasi yang ada.
Seperti wahana wisata Alifa Land di Pantai SBB dan Lubuk Indah di Sikabu Samadua itu adalah dibangun oleh pengusaha, dengan adanya Wahana yang modern seperti itu juga akan terus diikuti oleh tumbuhnya perekonomian masyarakat setempat.
Semoga harapan kita kedepan akan ada lagi pengusaha pengusaha lainnya yang ikut berinfestasi.
Semoga pembanguan sektor pariwisata yang maju dan produktif masuk dalam Rencana Pembangunan Aceh Selatan sehingga impian kita semua akan terwujud dengan baik.
Langkah kedepan tentu menyesuaikan dengan program yang akan disusun dalam rencana pembangunan Lima tahun yang akan datang.
Kita menyesuaikan dengan visi misi yang ada antara lain menggerakkan sektor pariwisata ini dengan istilah 3.A yaitu Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas.
Sehingga event tahunan yang kita impikan dapat kita lakukan sebagai bagian dari daya tarik kunjungan wisata.
Dan kita akan menyusun beberapa perencanaan untuk melengkapi beberapa bangunan pelengkap dan pendukung di lokasi destinasi wisata yang dikenal dengan perlengkapan Amenitas.
Sehingga nantinya program pengembangan sektor wisata ini masuk dalam RPJM atau RPJP.
Untuk meningkatkan akses transportasi atau Aksebilitas menjadi perhatian kita bersama di lintas sektor perangkat daerah, pungkas Kadis Pariwisata Aceh Selatan Muchsin ST.
YUNARDI.M.IS